Berita Terbaru:
Home » » Intrik dan Khianat di Balik Bocornya Sprindik Anas

Intrik dan Khianat di Balik Bocornya Sprindik Anas

Written By angkringanwarta.com on Friday, March 29, 2013 | 11:34


Kubu mantan Ketua Umum Demokrat, Anas Urbaningrum boleh senang. Pasalnya, permintaan agar ada pengusutan siapa pelaku pembocoran surat perintah penyidikan (sprindik) atas nama Anas Urbaningrum, akan segera terjawab.
Begitu pula dengan publik yang berharap-harap cemas menanti pengumuman yang disampaikan Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Anggota Komite Etik KPK, Abdullah Hehamahua memastikan akan segera mengumumkan hasil penyelidikan soal kebocoran sprindik minggu depan. “Minggu depan nanti ya, lihat saja nanti,” ujar Abdullah, Kamis (28/03/2013).

Abdullah menambahkan, Komite Etik mengaku sudah mendapatkan nama dari pihak internal KPK yang diduga sebagai pembocor mengarah pada pimimpinan KPK. Namun, ia enggan membeberkan identitas pimpinan KPK yang dimaksud. “Masih dalam pembahasan itu, belum,” imbuhnya.

Di tengah-tengah penantian pengumuman Komite Etik KPK, muncul dugaan pelaku pembocoran mengarah kepada Ketua KPK, Abraham Samad. Mendapat dugaan tersebut, Abraham pun angkat suara. Ia menyebut ada manuver kelompok tertentu di balik bocornya surat tersebut.

Selain itu, ia yakin ada pihak yang dengan sengaja mengarahkan opini masyarakat pelaku pembocor sprindik ada di level pimpinan. "Kebocoran Sprindik adalah skenario untuk menjatuhkan dan membungkam saya," kata Samad.

Ungkapan Samad soal adanya skenario sebagai upaya penggulingan dirinya semakin diperkuat dengan kicauan pemilik akun @AbimanyuAbiPutr soal adanya pengkhianatan di balik pembocoran Sprindik itu.

Menurutnya, kasus tersebut hanyalah sebuah jebakan khusus yang dilakukan orang dalam yang berinisial BW terhadap Samad, dengan tujuan agar Samad dituding sebagai tersangka.

Berikut kicauan lengkap @AbimanyuAbiPutr

Logika sederhana aja, Abraham Samad, Zulkarnain dan Pandu tanda tangan Sprindik, tidak masuk akal mereka yang bocorkan. Tinggal dua, BW atau BM.

Semua orang tahu, siapa Pimpinan KPK yang sehari sebelum Anas diumumkan tersangka, pergi ke Istana ketemu SBY? Ya BW dan Deputi Penindakan, WS.

Draft Sprindik berada di meja Abraham Samad hanya 5 menit. Selanjutnya AS berangkat ke Bandara untuk terbang ke New Zealand.

Draft Sprindik bocor ke Istana, setelah dua hari AS berada di New Zealand. Artinya tipis kemungkinan AS yang bocorkan.

Sejak awal kasus Hambalang di sidik, BW satu-satunya Pimpinan KPK yang sangat ngotot jadikan Anas Tersangka. Sedangkan Pimpinan yang lain tidak setuju.

Pimpinan KPK selain BW, justru sedang konsentrasi ke kasus Century. Persoalannya, BW membawahi bidang Penindakan KPK.

Begitu draft Sprindik bocor, BW berlagak mempersoalkan kepada 3 Pimpinan KPK yang sudah tanda tangan. Adnan Pandu kesal, langsung mencabut TT nya.

Tujuan BW utk menjatuhkan AS sudah hampir berhasil. BW akan jadi Ketua KPK. Sekaligus selesai sudah sandera Istana atas BW.

BW diancam Istana akan dibuka dosanya di Papua pada saat kasus Pilkada di Papua. BW menghadirkan saksi palsu utk kepentingan kliennya.

BW dipaksa Istana untuk jadikan Anas tersangka, jika tidak, BW akan ditangkap Mabes atas perbuatannya di Papua. Akhirnya BW atur jebakan batman ke AS.

Itulah fakta2 yang sebenarnya yang sedang terjadi di tubuh KPK. Jadi kita tunggu hasil kesimpulan Komite Etik KPK, akankah AS yang jadi korban BW?

Jika nanti ternyata diumumkan Komite Etik KPK bahwa pembocor Draft Sprindik adalah AS, maka kita angkat topi kepada BW yang sukses jadi pengkhianat.

Kenapa BW tdk mendukung kasus Century naik status ? Karrna BW sudah sejak jadi pengacara LPS sudah berkeras bhw Century tdk ada kasus.

Meski saya tidak kenal AS, tapi saya yakin soal Intergritas AS yang sulit diajak kompromi. Tapi AS lemah dalam hal teknis Yuridis. Inilah yang dimanfaatkan BW.

BW saat jadi pengacara LPS terkait Bank Century, BW tentunya tidak mungkin dibayar murah. Jadi  jika setelah di. KPK, akankah BW menyatakan LPS tersangka ?” tutupnya.

Sementara itu, tersangka Anas seakan tak mau kalah untuk ikut menyikapi rencana pengumuman komite Etik KPK soal pelaku pembocoran surat tersebut. Dengan santai Anas menyindir bocornya draf tersebut.

Melalui akun twitternya, @anasurbaningrum berkicau, “Siapa ya juragannya?”, Kerja untuk siapa ya?”. “Diproses atau dilindungi ya?” kicaunya lagi. Kemudian “Dealnya apa ya? “Dibocorin untuk siapa ya?”.

Kicauan Anas seakan ingin menunjukkan apa yang selama ini dituding kubu Anas memang benar, petinggi KPK saat ini tak lagi independen dan penuh intervensi.

“Saya baru mulai berpikir saya akan punya status hukum di KPK ketika ada semacam desakan agar KPK segera memperjelas status hukum saya. Kalau benar katakan benar, kalau salah katakan salah. Ketika ada desakan seperti itu saya baru mulai berpikir 'jangan-jangan'. Saya menjadi yakin saya akan jadi tersangka setelah saya dipersilakan untuk lebih fokus konsentrasi menghadapi masalah hukum di KPK. Ketika saya dipersilakan untuk fokus menghadapi masalah hukum, berarti saya sudah divonis punya status hukum, tentu yang dimaksud tersangka,” terang Anas saat mengumumkan dirinya berhenti sebagai Ketua Umum Demokrat, beberapa waktu lalu.

(DS)


Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta