Foto: Dede/Angkringan |
Malam ini, selepas adzan Isya, (24/10), Vespa tahun 74 akan siap menyelip diantara kendaraan mengkilap, dan dengan suara yang khasnya, ia akan melaju santai di antara suara lembut kendaraan lainya. Meskipun terdapat kendaraan bermotor lainya, tapi entah mengapa saya lebih memilih si biru, mungkin rasa santai yang membuat saya memutuskan mengendarai si biru, atau perasaan kangen saya terhadap si Vepi, sebutan untuk Vespa Putih yang saya miliki.
Dan masih terdapat alasan yang lain, meskipun sering meropotkan sebagaimana yang terjadi saat beberapa meter dari kontrakan, tiba-tiba si biru berhenti, tepatnya di jalan depan sekolah Dua Mei, dan setelah dicek ternyata kehabisan bahan bakar.
Akhirnya tanpa pilihan yang lain, si biru terpaksa didorong, kira-kira mencapai 10 Meter, tiba-tiba seorang pengendara Vespa menghampiri, dan tanpa diminta, ia telah menawarkan jasanya untuk membantu mendorong.
Dan pada akhirnya si biru kembali siap untuk berteriak kembali, sebuah perjalanan tanpa tujuan, hanya bolak-balik jalan Bintaro- Kampung Utan, Lalu melajukan ke arah Ciputat. Sebelum sampai sampai Ciputat, tepatnya di depan masji Fattullah yang terletak berhadapan dengan UIN Jakarta, si biru singgah.
Berdiri kokoh di samping gerebak dorong, gerobak dorong yang menjual “Suja”, yakni sebutan untuk minuman Susu jahe. Mungkin karena kepanjangan, akhirnya dipendekan menjadi “Suja”.
Segelas suja, menghangatkan tubuh, dan melegakan tengggorakan siap untuk dinikmati. Tanpa basa-basi kuteguk saja, sambil nongkrong santai di trotoar menatap lalu lalang kendaraan bermotor. (Dede Supriyatna)
+ komentar + 1 komentar
ihhh kangen naik sama vespa jadul.. angkringanwarta liput komunitas vespa tuh atau bengkel vespa nya juga asik deh kayaknya.. Website nya bagus bangettt... semangatt terus angkringanwarta..