Oleh Dede Supriyatna
Dari beberapa tema yang hadir dengan ulasan yang membuat kening berkerut, bertanya-tanya? Bagimana tidak, beberpa tulisan yang mengulas tentang mahasiswa, yang terakhir ditulis oleh Adit, (lihat hubungan mahasiswa dengan PKM, www.angkirnganwarta).
Untuk sebelumnya memang bukan tentang mahasiswa, tapi perihal penjara, pada kalimat pertama Danang menulis dengan ungkapan "Tahukah anda, apa itu penjara?" Sebuah kalimat yang membuat saya bertanya-tanya dalam diri, dan mengakui mengenai gambaran tentang penjara banyak tergambar oleh sebuah cerita, tanyangan TV baik film maupun berita.
Dan secara pribadi, saya merasa terpikat pada kata penjara, kata penjara bisa diartikan orang yang tak bebas. tapi sebelum mengukapakan keterpikatan saya, ternyata masih ada sesuatu, yang membuat saya secara pribadi terasa terhibur kala saya membaca kisah tiga binatang, yakni tikus, kodok, dan kucing yang ditulis oleh Abah, ia yang menulis dalam blognya "http://abdullahalawi.blogspot.com".
Ia mengulas tentang fenomena tentang pandangan orang terhadap kucing, dengan ungkapan "mitos", dan marilah mempertanyakan perihal adakah kaitannya "mitos" dengan "penjara?" Jika tak terdapat kaitanya, adakah orang yang bisa melepaskan diri dari "mitos," seperti halnya perihal kucing yang banyak orang mengagapnya sebagai binatang yang mempunyai sesuatu yang disakralakan, dan jika ada orang yang menabraknya, maka akan memperlakukan secara lebih daripada binatang lainya.
Lihat saja bagaimana, Abah menceritakan perihal tikus yang mati terlindas oleh ban mobil, begitu dengan kodok, keduanya mati tanpa penghargaan sama sekali, berbeda halnya dengan kucing. Jika kucing yang tertabrak ban kendaraan, maka ceritanya akan berbeda.
Lalu kenapa demikian? ternyata kucing memiliki “mitos”, sebuah “mitos” meskipun pada mulanya tanpa ada perjanjian, namun akhirnya kontrak sosialpun terbentuk, sebuah kesepakatan umum.
Maka dengan demikian, kepercayaanpun terbentuk. Lantas siapa yang dapat melawan "mitos" tersebut? kenapa mitos itu terbentuk dan untuk apa mitos tersebut?
berbicara tentang “mitos,” mungkin pada awalnya hanya sebuah hal yang biasa atau keisengan belaka, lalu entah bagaimana ceritanya akhirnya menjadi "mitos" dan pada akhirnya kita tanpa sadar kita membentuk sebuah sepakatan dengan keterikatan dalam mitos tersebut, maka dengan demikian, tanpa sadar kita telah terpenjara oleh mitos tersebut, dengan kata lain, kita terjebak (terpejara) oleh mitos, maka mitos pun membuat kita tak bisa bebas.
Mengenai selanjutnya, siapa yang membuat mitos tersebut? Dalam kehidupan kita selain kucing, masih banyak mitos-mitos lainya, mitos yang hadir atau sengaja dihadirkan untuk kepentingan seseorang. Bisa dikatakan, bahwa mitos sengaja dibuat untuk kepentingan penguasa.
Pada tahap ini, saya teringat ungkapan Arif Budiman, dalam bukunya yang secara kebetulan saya melupakan judulnya, ia mengukapan "Bahwa mitos sengaja diciptakan untuk kepentingan penguasa, dan jika ada orang yang melawan penguasa, maka orang itu melawan mitos." Budi kembali melanjutkan ungkapannya " Mitos hanya bisa dilawan dengan mitos."
Benarkah demikian? Kita coba contoh lain dari mitos kucing, semisal maling kundang, pada mitos maling kundang sangat terlihat bahwa bagi siapapun yang melawan orang tua (penguasa) hidupnya bisa dikutuk mejadi batu, maka kita siapa yang akan berani keluar dari mitos tersebut. kalau pun masih tak ada kaitananya, atau tak nyambung tinggal dikait-kaitkan saja atau disambung-sambungkan.