Kini cerita tentang impor kembali dilakukan pemerintah, sebagaimana diberitakan ANTARA, "Bulog Divisi Regional (Divre) Sulawesi Tenggara pada 2012 akan mendatangkan beras dari Vietnam sebanyak 8.000 ton."
Pengadaan Impor beras dari Vietnam bertujuan untuk memenuhi kebutuhan penyaluran raskin di Sultra yang mencapai 45 ribu ton per tahun kepada rumah tangga sasaran (RTS), hal itu diungkapan kepala Bulog Divisi Regonal Sltra, Imran Abdullah, di kendari, Minggu.
Kebijakan yang diambil dengan alasan, bahwa produksi beras petani Sultra belum bisa untuk memenuhi kebutuhan penyaluran raskin, sehingga Bulog harus mendatangkan dari daerah lain.
Dan untuk menjaga harga beras petani lokal, beras yang didatangkan dari Vietnam tidak akan dijual ke pasaran, tap hanya untuk keebutuhan raskin, sehingga harga pasar tidak akan terganggu," katanya.
Benar atau tidaknya beras impor itu dijual kepasaran, itu urusan moral mereka. Namun, terlepas dari itu semua, yang pasti impor beras itu menandakan ketahanan pangan kita masih lemah. Padahal negara kita adalah negara agrari, dengan sawah dan ladang yang luas, tapi karena petani kita kurang diperhatikan maka hasil adalah kekurangan pangan, ujar Aditia Purnamo, menyikapi berita tersebut.
Adit merupakan mahasiswa peduli petani Indonesia menambahkan, "Dan hal ini sebenarnya merupakan tamparan buat kita semua, dan sepantasnya kita merasa malu sebagai negara dengan kondisi tanah yang mendukung, apalagi pengadaan impor tersebut berasal dari Vietnam."
Sebagaimana kita ketahui saat melihat sejarah sejarah yang terjadi, Vietnam baru kemarin merdeka. Sedangkan kita sudah lama merdeka, maka sudah seharusnya kita mengekspor beras."Sudah saatnya kita menguasai pasar bebas dengan cara mengekspor, bukan korban dari pasar bebas," kata Adit saat dihubungin via telepon, Senin (26/12). (Dede)
+ komentar + 1 komentar
beruntung,kirimin berasnya, hehehe salam