Oleh Chodet*
tangisan reruntuhan sunyi tergelak kaki bukit semeru
anak manusia terkapar bak sampah berserakan
aku tertegun siapa yang salah
siapa yang harus kucaci
Betapa bodohnya akau
bak kebo di sawah
bukankah ini dari tangan Tuhan
Aku, kamu, dan mereka hal yang sama terdampar dalam sebuah pertanyaan yang sungguh ironis
Aku tergagap menangis pilu
betapa ku tak beranjak mengerti
namun ku tahu bahwa ini adalah taktik Tuhan
agar kita bisa mawas diri
petaka bukanlah keinginan
tapi semuanya adalah kehendak yang kehendak
*Penulis adalah orang yang belajar menggeluti puisi