Apa jadinya seandainya tak ada arang, mungkin tak ada lagi sate, atau sejenisnya. Tapi, tahukah dari mana datangnya arang-arang yang digunakan untuk membakar daging sate? Bisa jadi arang-arang itu didatangkan dari Depok.
Sabagaimana dijumpai Angkringanwarta.com, Limo, Depok, Jawa Barat (6/4). Nampak seorang sedang sibuk memasukan batok kelapa ke dalam drum, setelah terisi lalu membakarnya. Dan setalah batok kelapa hangus terbakar, maka jadilah arang kelapa.
Dan selanjutnya diletakan pada sebuah ayakan berukuran besar guna pemilihan antara remukkan batok dan yang bukan atau yang belum menjadi hitam. Untuk saat ini, meskipun hanya sebuah industri rumahan, tapi cukup untuk memasok kebutuhan permintaan.
Mengenai permintaan saat ini, dengan banyaknya rumah makan maka permintaan terhadap si hitam bertambah, permintaan bukan hanya bagi para penjual sate. Untuk memunuhui kebutuhan permintaan, maka biasanya dalam sehari menghasilkan dan menjual 15 karung batok dengan harga Rp. 5000 perkilogram dengan pendapatan sebulan bisa mencapai Rp 6 juta.
*Fotografi lepas angkringanwarta.com
+ komentar + 1 komentar
Wow. :D