Orang bilang tanah kita tanah surga
Tonkat kayu dan batu jadi tanamanSepenggal lirik yang pernah dibawakan Koes Plus.
Entah apa yang ingin disampaikan dalam lagu berjudul Kolam Susu, yang sempat begitu popular pada zamannya Apakah ingin menunjukan sebuah gambaran begitu suburnya tanah Indonesia sehingga hanya dengan melempar kayu atau batu bisa menjadi tumbuhan.
Jika benar demikian, lantas kenapa kita masih mengimpor bahan pangan yang pada dasarnya Indonesia bisa memproduksinya, apa lagi pangan itu datang dari negara tentangga yang belum lama merdeka (Vietnam). Belum juga merasa cukup hanya dari negera itu, tambahan pangan berupa pangan yang sama, yakni singkong didatangkan dari Thailand?.
Direktur Eksekutif Bidang Ekonomi Megawati Institute Arif Budimanta mengatakan,
kebijakan impor singkong ini ditenggarai akibat arah kebijakan Presiden SBY yang tak jelas soal pertanian."Pemerintah tidak memiliki konsep pertanian yang jelas. Lalu kedua, ini diakibatkan oleh arahan presiden yang nggak jelas apakah kita tujuannya food resilience (ketahanan) atau food sovereignity," kata Arif, Jumat (7/12)..
"Kalau pemerintah mempunyai konsep ketahanan pangan atau resilience seperti arah sekarang ini, maka akibatnya pangan tersedia, tetapi petani dan negara dirugikan karena ada capital outflow, sedangkan sovereignity yang terjadi adalah sebaliknya," imbuhnya.
Hal ini sungguh memalukukan untuk negara sesubur Indonesia. Seharusnya, lanjut dia, tidak memperbolehkan singkong diimpor. Pemerintah harus mempunyai niat baik untuk memuliakan petani. "Persoalannya kemudian apakah impor ini terkait dengan kebutuhan pangan rakyat atau Industri? Menurut pandangan kami, pemerintah harus tegas memberhentikan impor singkong dan menaikkan tarif bea masuk agar impor seperti ini tidak terjadi berulang-ulang," tegas Arif.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total impor singkong yang dilakukan Indonesia dari Januari hingga Oktober 2012 mencapai 13.300 ribu ton dengan nilai 3,4 juta dollar AS atau Rp 32,3 miliar.
Pada Oktober lalu kembali terjadi impor singkong sebesar 6.200 ton senilai 1,6 juta dollar AS atau Rp 15,2 miliar dari Thailand. Padahal hampir 3 bulan sebelumnya tidak terdapat impor singkong ke Indonesia. Selain dari Thailand di Oktober, pada April dan Mei 2012, sebanyak 5.057 ton singkong asal China diimpor dengan nilai 1,3 juta dollar aS. Impor ini kemudian berhenti pada Mei ini.
Sementara itu, pada Mei impor singkong dilakukan dari Vietnam. Sebanyak 1.342 ton singkong dengan nilai 340 ribu dollar AS masuk ke Indonesia. Dari Juli sampai September 2012, tidak terdapat impor singkong dari negara manapun. Tahun lalu, di Januari-Juni 2011, Indonesia juga tercatat mengimpor ubi kayu dengan total 4.730 ton dengan nilai 21,9 ribu dollar AS.
Negara Italia merupakan negara sumber impor ubi kayu ke Indonesia dengan nilai terbesar yaitu US$ 20,64 ribu dengan berat 1,78 ton. Sedangkan China merupakan negara penyuplai ubi kayu terbesar di dunia hanya berkontribusi yaitu 2,96 ton dengan nilai 1,273 ribu dollar AS untuk Indonesia.