Seperti yang dikatakan Pengamat Valas Mohammad Doddy Ariefianto kepada Kontan, meski berada dalam tren melemah, namun kisaran nilai tukar antara 9.700-9.800 masih terbilang aman dan wajar. Sebab, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi di antara negara berkembang lainnya.
Beberapa hal yang mempengaruhi indeks nilai mata uang naik atau turun adalah kondisi pasar dunia, dimana beberapa aktivitas pasar yg menentukan seperti :
- Permintaan atas suatu mata uang di dunia,
- Kondisi politik internasional,
- Kegiatan / acara penting di sebuah negara (pemilihan presiden, olimpiade, kunjungan antar negara),
- Bahasan politik ekonomi negara pemegang peranan di dunia (pakar politik negara yg memakai kurs dolar us, dolar australia, euro, chs swiss, ponds france, yen jepang),
- Kejadian Politik tak terduga (bom, ancaman, perang),
- Pemborongan pasar untuk mata uang tertentu atau untuk indeks tertentu (cth. cina memborong emas dari banyak negara untuk diolah di negaranya, nilai kurs emas naik melonjak dan nilai Dollar menurun).
Yang menjadi penyebab melemahnya rupiah pada awal tahun ini adalah meningkatnya konsumsi produk luar negri (impor), baik berupa produk konsumsi maupun bahan industri lainnya, sedangkan untuk membeli produk dari luar negri tersebut harus menggunakan mata uang dollar AS, oleh sebab itu permintaan terhadap mata uang Amerika ini meningkat, dan membuat rupiah Hampir menyerempet Rp.10.000 per dollar AS.