Berita Terbaru:
Home » » Pembeli Keluhkan Mahalnya Harga Bawang Putih

Pembeli Keluhkan Mahalnya Harga Bawang Putih

Written By angkringanwarta.com on Sunday, March 10, 2013 | 17:02

Mahalnya harga putih dipasaran mulai dikeluhkan sejumlah pembeli. Salah seorang konsumen, Sri Hartati terpaksa harus mengatur uang belanja sedemikian rupa guna mengahadapi kenaikan bawang putih. "Hasil pendapatan tak seberapa, ini harga bawang putih terus naik. Mau gimana lagi, saya tetap harus beli,” katanya, di Pasar Ciputat, Tangsel, (9/3).

Perempuan berusia 37 tahun ini menambahkan, harus mengurangi belanja hariannya. Soalnya, kalau tidak, lanjut Sri, uang belanja untuk seminggu bisa habis dalam dua hari. “Mesti diatur belanjanya, belinya saja mesti dikurangi. Kalau enggak bisa tekor,” imbuhnya.

Berkurangnya para pembeli turut mempengaruhi penjualan bawang putih. Para pedagang terpaksa menyimpan barang jualanya lantaran tak habis dijual. Sebagaimana diketahui sejak sepakan ini harga bawang putih terus melonjak. Saat ini, harga bawang putih mendekati Rp 40.000 per kilogram. Kenaikan harga bawang putih sudah terjadi sejak sepekan lalu.

"Harga bawang putih sekarang makin mahal, sudah seminggu ini harga terus naik. Dari harga yang asalnya Rp 28.000 per kilo, sekarang sudah di harga Rp 38.000 per kilo," ujar Halimah (50), pedagang sayuran di Pasar Ciputat, Sabtu (9/3/2013).

Ia mengaku tak mengetahui penyebab naiknya harga bawang putih hanya dalam kurun beberapa hari. Menurutnya, naiknya harga bawang putih sudah terjadi sejak di tangan pedagang besar dan pemasok pasar. "Ini namanya bukan kenaikan harga lagi, tapi sudah ganti harga. Saya tidak tahu pasti penyebabnya karena sudah naik sejak dari bos-bosnya," ujarnya.

Selain bawang putih, lanjutnya, harga bawang merah juga mengalami kenaikan. Kisaran harga bawang merah di Pasar Ciputat sebesar Rp 36.000 per kilogram. Semula harga bawang merah tidak jauh berbeda dengan bawang putih di harga Rp 28.000 per kilogram. “Saya yakin, hingga akhir bulan ini harga bawang akan terus mengalami kenaikan,” cetusnya.

Hal serupa juga dirasakan sesama pedanggang sayuran lainnya. Nana Sutarna (45) mengaku kebingungan  harus menjual berapa. “Kalau mahal nanti tidak ada yang beli, tapi jika diturunkan bisa rugi dong,” katanya.
Selain harganya yang mahal, ia juga mengaku kesulitan mendapat pasokan bawang. Bawang impor pun kini sulit ditemukan, ditambah produksi bawang dalam negeri yang sedikit.

"Pasokan bawang produksi dalam negeri memang sedikit. Namun, ada bawang import. Tapi sekarang bawang luar juga susah. Jadi para pedagang di sini kekurangan pasokan bawang," kata Nana. (Jong)


Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta