Bagi yang mengenal atau mengaku sebagai OI tentunya tak
asing lagi dengan kata ini, "Hei
oplet tua dengan bapak sopir tua. Cari penumpang dipinggiran ibukotaSainganmu
mikrolet, bajai dan bis kota. Kini kau tersingkirkan oleh mereka,"
sepenggal kalimat yang dinyanyikan bang Iwan fals dengan judul 'Barang Antik'.
Akhirnya, lagu tersebut benar-benar terwujud. Sang supir tua
oplet saat ini sudah tak lagi nampak di sepangjang jalan Ibu kota. Hal ini
dapat dikatakan kesuksesan bus kota, semisal
Metromini dalam menyingkirkannya.
Namun, sepertinya
Metromini mulai melupakan sesuatu, yakni waktu. Mungkin lantaran keasikan duduk di bangku kekusaan. Bus kota berwarna seperti buah jeruk ini tak
menyangka-nyangka bahwa dirinya juga mulai termakan waktu.
Lalu apakah Metromini bakal tergantikan? Hal ini sepertinya
bakal menarik bagaimana wajah angkutakan DKI selanjutnya. Tapi efek dari waktu
tersebut mulai memicu keresahan pada para
Metromini, terutama yang mulai termakan usia. Apa lagi saat Dinas Perhubungan DKI,
di bawah kepemimpinan Syafrin Lapito mulai mengandangkan beberapa Metromini.
Alasannya cukup sederhana selaian lantaran sudah tak laik
jalan, banyak bus tersebut ternyata minibus itu dipandang sudah tidak memenuhi
persyaratan administrasi. Menurutnya, berdasarkan
data Dinas Perhubungan DKI Jakarta dari 3.168 metromini yang ada di Jakarta itu
hanya 1.088 armada yang rutin melakukan uji KIR dan hanya 536 armada yang
mengajukan izin trayek.
"Selanjutnya, mereka nekat untuk beroperasi tanpa KIR
dan tanpa izin trayek," kata Syafrin sebagaimana dilansir MetroNews.
Adapun jumlah Metromini yang berhasil dikandangkan hingga
saat ini mencapai 140 armada. Metromini tersebut dikandangkan di tiga pool
yakni Rawa Buaya, Pulo Gebang, Tanah Merdeka. "Ada sekitar 140 data sejak
kemarin," ujarnya lagi.
Sebab itu pula, guna menutupi rasa cemas awak Metromini
mulai melakukan perlawanan. Caranya,
sebagaimana yang sudah-sudah dilakukan berbagai pihak. Iya, tadi siang para
awak ini mendatangi tempat Gubernur dan Wakil Gubernur mengantor.
Mereka melakuk aksi demonstri meminta agar Gubernur, Jokowi
bersedia untuk mengembalikan Metromini dan memecat kepala Dishub.
Merasa belum puas, ratusan supir Metromini melancarkan
serangan kedua, yakni berupa perusakan terhadap Bus Transjakarta yang sedang
melintas. Ratusan sopir metromini mengamuk lantaran tidak bisa bertemu langsung
dengan Jokowi dan masuk ke dalam Balai Kota.
Lalu bagaimana kisah selanjutnya, tinggal menunggu waktu
saja. Namun, untuk saat ini Jokowi masih menolak untuk mengabulkan keingingan demo
ratusan supir Metromini. Pasalnya, keinginan
sopir itu bukanlah sesuatu hal yang harus dikabulkan.
Dia mengatakan, metro mini yang sudah dikandangkan itu
merupakan mobil yang sudah tidak layak jalan. Lanjutnya, jika keinginan sopir
itu dikabulkan maka dapat membahayakan orang. "Kalau metromini rem blong
enggak ada speedometer, bawa penumpang sopir ugal-ugalan, knalpot begitu, uji
KIR enggak ada, apa mau diterusin. Kalau enggak tertib bisa berbahaya," ujarnya,
sebagaimana dikutip SindoNews, (29/8)
@AyodiaKelana