Oleh Purnomo*
Entah lantaran panik atau apa? Pemilik akun twitter,
@komar_hidayat beberapa kali berkicau soal keluhan Ma’mun
Nurod Al Barbasy pada salah satu media massa, yang menyesalkan sikap UIN
Jakarta yang melarang mahasiswa menyelenggarakan bedah buku karanya, ' Anas
Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas.' silakan klik

Dia kembali menegaskan, Fakultas Ushuluddin
mempelajari setiap agama, filsafat, dan mazhab. "Di FU Jurusan
Perbandingan Agama, berbagai agama, filsafat dan mazhab pemikiran dipelajari
sbg kajian ilmiah," imbuhnya. "Kita hidup di kampus terbuka. Mau baca
apa saja dan diskusi apa saja terbuka. Janganlah kampus diperkecil,"
imbuhnya.
Twitter boleh berkicau tentang apa pun, baik membantah
atau membenarkannya atau mengagap apa yang terjadi hanyalah persoalan teknis
saja, maka tak perlu dibesar-besarkan.
Lantas bagaimana dengan kasus yang dialami panitia
dari Komunitas Mahasiswa (KM) yang
bekerjasama dengan salah satu struktur organisasi tertinggi
Mahasiswa (KMU) UIN Jakarta, pada acara mengenang dan
membedah pemikiran sastrawan besar Indonesia, Pramoedya ananta Toer?
Lelarangan itu terjadi jauh terjadi sebelum adanya
berita kekecewaan Ma’mun. Peristiwa yang terjadi sekitar tahun 2009 masih
begitu terasa. Para panitia hingga kini belum mengetahui secara pasti apa yang melatar
belakangi pihak kampus mempersulit rizin hingga pembatalan acara tersebut.
Benarkah sulitnya izin dan bahkan terkesen melarang
terlaksana acara tersebut lantaran dapat mengganggu jalannya pemilu kampus
(pemilihan BEM).
Sulitnya izin sebuah acara juga dirasakan panitia 'Semalam Bersama Gus Dur' yang diselenggarakan dari beberapa organisasi belbagai
oraganisasi teramasuk BEM Fakulatas.
Akibatnya, acara yang dilaksankan sekitar akhir
Desember 2009 nyaris gagal. Hal ini membuat sejumlah panitia sepakat untuk mendatangi
ruang Pembantu Rektor (Purek) III kemahasiswaan UIN Jakarta.
Memang pada akhirnya Purek bersedia memberikan izin setelah
melewati perdebatan cukup panjang dengan beberapa kesepakatan antara panitia
dengan Purek itu sendiri.
Adapun salah satu kesepakatan, yakni acara tersebut
dengan berbagai persayaratan. Salah satunya, yakni acara harus selesai sebelum
jam 00.00 WIB.
*Penulis adalah pemerhati Twitter