
Menurut laman surat kabar Hongkong, South China Morning Post (SCMP), edisi Selasa, melaporkan kemarahan para blogger China usai menonton film arahan sutradara Joshua Oppenheimer, yang banyak warga China yang terbunuh saat peristiwa berdarah di Indonesia pada periode 1965-1966.
Para bloger dan aktivis media sosial di China menuntut Pemerintah China agar bersikap lebih keras terhadap Indonesia dan memasukkan buku sejarah. Menurut mereka, peristiwa itu merupakan hal yang paling kejam dibandingkan dengan tragedi Pembantaian Nanking tahun 1937, saat tentara imperial Jepang membantai sekitar 300.000 warga China semasa pendudukan Jepang atas China.
Bahkan menurut Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, peristiwa awal terbentuk Orde Baru diperkirakan telah menewaskan 500.000-1 juta orang tewas. Hubungan diplomatik Indonesia-China juga sempat dibekukan selama 23 tahun setelah peristiwa tersebut, tepatnya sejak 30 Oktober 1967 hingga 8 Agustus 1990.
Menurut SCMP, di laman mikroblog Sina Weibo, diskusi mengenai peristiwa 1965 tersebut berkembang hingga peristiwa kerusuhan 1998, saat banyak warga etnis China juga menjadi korban. ”Sebrutal apakah kau, Indonesia?” tulis seorang pengguna Weibo.
Lebih ekstrim lagi, para pengguna lainnya mengusulkan agar Pemerintah China menghentikan bantuan luar negerinya ke Indonesia. Sejumlah pengguna bahkan menyerukan agar warga China melakukan ”boikot pariwisata” terhadap Bali.