PERNYATAAN SIKAP
#CIPUTAT
MENOLAK PEMBODOHAN
MENGGUGAT
BUKU 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH
Berkenaan
dengan terbit dan beredarnya buku 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING
BERPENGARUH (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2014) susunan Tim
8 yang terdiri dari Jamal D. Rahman (Ketua), Acep Zamzam Noor, Agus R. Sarjono,
Ahmad Gaus, Berthold Damshäuser, Joni Ariadinata, Maman S. Mahayana, Nenden
Lilis Aisyah (anggota), kami atas nama sastrawan, kritikus sastra, guru
bahasa dan sastra, pecinta sastra, musisi, dosen dan mahasiswa yang tergabung
dalam #CIPUTAT MENOLAK PEMBODOHAN mengajukan gugatan dan penolakan atas peredaran
buku 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH dan pencantuman nama Denny JA
dalam buku 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH karena alasan-alasan
sebagai berikut:
1. Tim 8 tidak merumuskan konsep “pengaruh”
dalam buku tersebut secara definitif. Apakah pengaruh yang dimaksud adalah “pengaruh”
(influence), “efek/akibat” (effect) atau “dampak” (impact)―ketiga
istilah ini memiliki makna dan konotasi yang berbeda. Jika yang dimaksud adalah
“pengaruh” (influence), maka terdapat beberapa persoalan konseptual
sebagaimana diajukan oleh Katrin Bandel—yang dalam hal ini tidak dijabarkan
oleh Tim 8—sebagai berikut: Pertama,
“pengaruh” adalah hal yang sangat abstrak dan tidak mudah diukur; Kedua,
secara sekilas “pengaruh” mungkin berhubungkan dengan “mutu”. Namun pada
dasarnya, kedua hal itu terpisah satu sama lain; Ketiga, pantas
dipertanyakan mengapa persoalan “pengaruh” dibicarakan dengan fokus pada
“tokoh”. Bukankah di dunia sastra yang memiliki pengaruh itu terutama sekali
adalah tulisan?; Keempat, kata “berpengaruh” tanpa ada lanjutannya,
dalam arti tanpa ada keterangan tentang apa atau siapa yang dipengaruhi,
terkesan sangat umum dan tanpa fokus yang jelas.[1]
Sebagai perbandingan, Daniel S. Burt menulis buku
berjudul THE LITERATURE 100: A RANKING OF
THE MOST INFLUENTIAL NOVELISTS, PLAYWRIGHTS, AND POETS OF ALL TIME (New York:
Infobase Publishing, 2008). Dalam buku tersebut, Burt mengakui bahwa “Influence,
in particular, is a tricky concept…”[2]
Namun demikian, sambil mengakui keterbatasan kerangka konseptual dari istilah “pengaruh”
yang digunakan dalam buku tersebut, Burt berupaya menempuh langkah metodologis
dengan cara melakukan semacam penjajakan atau survey “kecil-kecilan” sebelum
merilis nama-nama sastrawan yang (dianggapnya) paling berpengaruh dalam buku tersebut.
Burt menulis:“I posed this problem to a number of my academic colleagues and
student to test my own choice and to learn from theirs, with revealing result…
concensus among all whom I queried was impossible, but the majority of the
authors in the final selection consistently appeared on everyone’s list.”[3]
Terlepas dari itu, daftar tokoh-tokoh sastra—jika kita mau menyebutkanya dengan
istilah ini—yang disodorkan oleh Burt dalam bukunya adalah tokoh-tokoh yang kontribusinya
terhadap dunia sastra tidak dapat diragukan, seperti William
Shakespeare, Dante Alighieri, Homer, Leo Tolstoy, T.S. Eliot, Anton Chekhov,
Samuel Beckett, Albert Camus dan sebagainya.
2. Tim 8 tidak menjelaskan kriteria
“berpengaruh” dari masing-masing kategori tokoh sastra―sastrawan, kritikus
sastra, penulis esai―yang dimasukkan ke dalam daftar 33 TOKOH SASTRA INDONESIA
PALING BERPENGARUH tersebut, padahal masing-masing kategori tersebut—meskipun
bermukim dalam rumah identitas yang sama, yakni sastra—memiliki perbedaan yang cukup
signifikan. Kriteria “berpengaruh” dari masing-masing kategori seharusnya
dijabarkan secara definitif. Lantaran tidak menjelaskan kriteria “berpengaruh”
dari masing-masing kategori tokoh sastra tersebut―bahkan buku tersebut sama
sekali tidak menyodorkan batasan atau definisi sastrawan, kritikus sastra dan
penulis esai secara clear and distinct―maka buku 33 TOKOH SASTRA
INDONESIA PALING BERPENGARUH cenderung terjebak pada apa yang disebut sebagai “category
mistake”.[4]
3. Pencantuman nama Denny JA ke dalam
buku 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH cenderung mengecilkan dan
meremehkan posisi dan kontribusi sastrawan-sastrawan lain (baik yang telah
wafat maupun masih hidup, baik yang tercantum atau tidak tercantum dalam buku
tersebut) yang telah mendedikasikan segenap atau sebagian besar hidupnya untuk
berproses dan berkarya di wilayah sastra. Denny JA sendiri selama ini lebih
dikenal sebagai konsultan politik dan pengusaha. Sejak 3 tahun belakangan ini ia
mulai merambah dunia sastra melalui karyanya Atas Nama Cinta, sebuah
‘genre sastra baru’ yang ia sebut dengan istilah “puisi esai”. Pertanyaannya, bagaimana
mengukur pengaruh Denny JA dan karyanya yang satu-satunya itu, sementara dia
sendiri ‘makhluk’ baru di jagat sastra? Terhadap apa dan siapa pengaruh
tersebut? Sejauh mana pengaruh tersebut? Apa tolok ukur yang digunakan untuk
mengidentifikasi pengaruh tersebut? Apa pula kriteria dan parameter yang
digunakan untuk menjustifikasi bahwa puisi esai merupakan sebuah genre puisi
baru? Lalu, apabila puisi esai belum dapat dikatakan sebagai genre baru dalam
puisi, bagaimana mungkin Denny JA dapat dinobatkan sebagai tokoh sastra yang
melakukan pembaruan dalam puisi sebagaimana dikemukakan oleh Tim 8? Lebih jauh
lagi, esai yang ditulis Denny JA dan disebut sebagai puisi itu bahkan belum
genap dapat dianggap sebagai sastra. Dengan demikian, bagaimana mungkin seorang
yang membuat sesuatu yang kategorinya belum dapat dimasukkan sebagai sastra
dapat dianggap sebagai sastrawan atau tokoh sastra? Apalagi masuk dalam
kategori tokoh sastra paling berpengaruh.
4. Penilaian untuk memasukkan nama
Denny JA sebagai salah satu dari 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH didasarkan
pada indikator-indikator yang validitasnya patut diragukan. Indikator-indikator
dimaksud adalah sebagai berikut:[5]
-
Dalam
tempo satu bulan setelah dipublikasikan di website, buku Atas Nama Cinta karya Denny JA telah berhasil mencatat lebih dari 1
juta hits dari pengguna internet. Mengukur pengaruh seorang tokoh atau
suatu karya berdasarkan jumlah pengunjung website secara metodologis cenderung
problematis, karena sangat dimungkinkan terjadi rekayasa dan manipulasi dengan cara
menggunakan pelbagai strategi instan untuk meningkatkan jumlah pengunjung
website. Saat ini, banyak cara dan strategi yang dapat ditempuh untuk meningkatkan trafik blog/website baik dengan cara gratis seperti melalui blog walking, situs social bookmarking,
situs social media, situs forum, guest posting di blog lain maupun dengan
cara berbayar seperti memasang
iklan di situs media sosial, iklan PPC, iklan di situs iklan baris online, menggunakan
jasa alexatrafik.com, linkcollider.com dan sebagainya.
-
Menyusul
terbitnya buku puisi esai Denny JA, sejumlah buku puisi esai pun terbit dengan
penulis dari beragam latar belakang. Ahmad Gaus, pembaptis Denny JA sebagai
tokoh sastra berpengaruh dalam buku tersebut, mencatat 9 (sembilan) buku puisi
esai yang telah terbit sepanjang tahun 2013. Menariknya, buku-buku puisi esai
tersebut diterbitkan oleh Jurnal Sajak, kecuali buku Imaji Cinta Halima karya
Novriantoni Kahar yang diterbitkan oleh Penerbit Renebook. Pertanyaannya, siapa
pemilik Jurnal Sajak? Dari mana kesembilan karya puisi esai itu bisa mencuat ke
publik sastra Indonesia? Faktanya, Jurnal Sajak adalah sebuah media sastra yang
disponsori oleh Yayasan Denny JA dan kesembilan buku puisi esai tersebut
merupakan hasil dari sayembara sastra—dengan iming-iming hadiah yang lumayan
aduhai—yang juga diinisiasi oleh Yayasan Denny JA. Alhasil, meminjam ungkapan Katrin
Bandel, Denny JA sesungguhnya “menciptakan pengaruhnya
sendiri lewat marketing cerdas dan sayembara yang diadakan atas inisiatif
sendiri, dan, yang paling penting, dengan pendanaan yang sangat luar biasa.”[6]
5. Berdasarkan pertimbangan yang
tercantum dalam poin 3 dan 4 di atas, pencantuman nama Denny JA dalam buku 33
TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH berpotensi mendistorsi dan mencederai
keagungan sastra, sastrawan dan sejarah sastra Indonesia.
6. Maman S. Mahayana, salah seorang
anggota Tim 8, menyatakan bahwa penaja buku ini adalah Denny JA, sosok yang
dalam kenyataannya dimasukkan sebagai salah seorang tokoh sastra paling
berpengaruh dalam buku tersebut. Fakta ini mengindikasikan adanya
intensi-intensi subjektif dan pesan-pesan terselubung dari sang penaja, yakni
Denny JA, agar namanya dimasukkan―baik secara langsung maupun tidak langsung―ke
dalam jajaran 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH tersebut. Alhasil, objektivitas,
netralitas dan independensi Tim 8 ketika memasukkan nama Denny JA ke dalam
jajaran 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH tersebut patut
dipersoalkan.
7. Di samping alasan-alasan di
atas, terdapat alasan-alasan lain sebagaimana telah dikumandangkan oleh gerakan
yang mengajukan PETISI TERHADAP BUKU 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING
BERPENGARUH SUSUNAN JAMAL D. RAHMAN, DKK sebagai berikut: (a) Buku ini
berpotensi menyesatkan publik, karena: (1) Klaim assersif; (2) Definisi
dan kriteria yang tak definitif; dan (3) Konflik kepentingan yang
membawa pada potensi kecurangan; (b) Buku ini mencederai integritas dan moral
ahli sastra dan sastrawan, serta masyarakat Indonesia; (c) Buku ini dapat
menjadi preseden buruk.[7]
Berdasarkan
alasan-alasan di atas, kami atas nama #CIPUTAT MENOLAK PEMBODOHAN menyatakan:
1. Menuntut Tim 8 untuk memberikan
pertanggungjawaban ilmiah―baik secara ontologis, epistemologis dan
aksiologis―dan pertanggungjawaban moral kepada publik atas pencantuman nama
Denny JA dalam buku 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH tersebut.
2. Mendesak Tim 8 untuk mengkaji,
memverifikasi dan mengevaluasi ulang pencantuman nama Denny JA dalam buku 33
TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH tersebut.
3. Mendesak Tim 8 untuk
membatalkan, mengeluarkan dan/atau menghapuskan nama Denny JA dalam buku 33
TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH tersebut.
4. Mendesak Penerbit Kepustakaan
Populer Gramedia untuk menghentikan sementara waktu peredaran buku 33 TOKOH
SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH tersebut dari pasar
Nasional dan Internasional.
5. Mendesak Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Nasional untuk tidak menjadikan buku 33 TOKOH SASTRA INDONESIA
PALING BERPENGARUH tersebut sebagai bahan ajar dan/atau buku
resmi dalam kurikulum nasional apabila nama Denny JA masih dicantumkan dalam
buku 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH tersebut dan/atau apabila
poin 1, 2, 3, dan 4 di atas tidak dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait
sebagaimana telah disebutkan.
Pernyataan
sikap ini dibuat bukan atas dasar kebencian personal dan pemasungan hak
berpikir, berpendapat, dan berekspresi atau sebagai upaya meminjam tangan
kekuasaan untuk memberangus hak individu dan warga negara, melainkan sebagai
tuntutan untuk meminta pertanggungjawaban akademis dan ilmiah atas buku 33
TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH.
Demikianlah pernyataan sikap ini kami susun dan
kami sampaikan ke publik luas dengan cara-cara yang demokratis sebagai bentuk
kepedulian dan kecintaan kami terhadap sastra Indonesia.
Ciputat, 3 Februari 2014.
#CIPUTAT MENOLAK PEMBODOHAN
#CIPUTAT MENOLAK PEMBODOHAN
1. Dr. Rahmat Hidayatullah, M.Ag (Dosen UMJ).
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum (Dosen Fak. Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Jakarta)
3. Ahmad Zakky, M.Hum (Dosen Fak. Adab dan Humaniora UIN Jakarta)
4. Risfana Faisal, SH (Sutradara Teater)
5. Badrul Munir, SH (Pengacara)
6. Purwo Sasmito, SS (Pengusaha)
7. Hendri Yetus Siswono (Penyair)
8. Irvan Nawawi (Penyiar)
9. Dede Supriyatna, S. Fil (Wartawan)
10. M. S, Wibowo, S. Fil (Wartawan)
11. M. Sholeh, S. Sos.i (pengrajin)
12. Imam Bukhori (Mahasiswa)
13. Irsyad Zulfahmi (Mahasiswa UIN Jakarta)
14. Daniel Adepi (Mahasiswa UIN Jakarta)
15. M. Gimbar Alam (Mahasiswa UIN Jakarta)
16. Fajar, S. U (Mahasiswa UIN Jakarta)
17. Sigit (Mahasiswa UIN Jakarta)
18. Efri Aditya (Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Jakarta)
19. Faliq Ayken (Mahasiswa STF Driyarkara Jakarta)
20. Hijrah Ahmad, S. Hum (Editor)
21. Iwan Buana Fr (Pemerhati Seni)
22. Abdullah Wong (Novelis)
23. Danang Hidayatullah (Guru)
24. R. Basri (Pekerja Manajemen)
25. Ulil Abshar, M. Hum (Dosen Fak. Adab dan Humaniora UIN Jakarta)
26. Maulana Achmad (Penikmat Karya Sastra)
27. Ridwan Darmawan, S.H, (Pengacara Publik)
28. Andikey Kristianto, S. Pd.i (Guru SMK Bidang Keahlian Multimedia)
29. Saiful Anwar, S.P.i (Instruktur Silat Tapak Suci)
30. Zaky Mubarak, S.S (Guru Bahasa Indonesia)
31. Edy A Effendi (Jurnalis dan Penyair)
32. Pandi Nurdiansyah (CEO Radio Tangga)
33. Taufik A. Adam (Musisi)
34. Zainal Arifin (Mahasiswa Pasca sarjana UIN Jakarta)
35. Roy Haris Chandra (Musisi)
36. M. Zubed (Direktur Sanjoboys)
37. Rosida Erawati, M.Hum. (Dosen Tarbiyah UIN Jakarta)
38. Juma Khatib, M.Hum (Dosen Univ. Ibnu Chaldun Jakarta)
39. Tri Wibowo (Mahasiswa UIN Jakarta)
40. Bambang Suwito (Penikmat Karya Sastra)
41. Ilham Khairul Anam (Guru)
42. Abdullah Alawi (Penikmat Sastra)
43. Bambang Prihadi (Sutradara Teater)
44. Lina Suhartini, S.Pd (Guru Preschool)
45. Danny Tirtana (Musisi)
46. Muzbi Wujdi, M.Hum. (staff bidang kemasyarakatan)
47. Nizar Maulana Akbar Sidiq, S.pd. (Guru dan pelatih Teater)
48. Akhmad Muzambik (Humas UMJ)
49. Fathan A. Rahman (Pekerja Sosial)
50. Adriansyah (Editor)
51. Nadia (Karyawan BUMN)
52. Zaim Rofiqi (Sastrawan)
53. Muslihin (Designer Buku dan Majalah)
54. Laily Nihayati (Wartawati dan Penulis Buku)
55. Nur Mursidi (Cerpenis)
56. Idris Muhammad
57. Wahyu Micorazon, S.E. (Percusionis)
58. Din Saja (Pembaca Puisi)
59. Darmujihanto (Tukang Kayu)
60. Sahlul Fuad (Penulis)
61. Parulian (Penata Cahaya)
62. Ahmad Fasoni (Hacker)
63. M. Ramdhan (Guru Musik, Aktor)
64. Abner Paulus Raya Midara Sanga (Mahasiswa S2 London School of PR Jakarta)
65. Hartanto Kebo Utomo (Perancang Sampul Komunitas Bambu)
66. Alan Sumanjaya (Penikmat Seni)
67. Dodi Miller (Penyair)
66. Ucok Virgo (Guru SMP)
67. Rini Clara (Wartawan)
68. Dea Malyda Atmitha Akbar (Pegawai Bank)
69. Lukman Dardiri (Guru)
70. Lulu Sahrela (Penyiar dan Reporter Radio)
71. Hendra Wijaya Putra -Paman Kwek kwek' (Pendongen Anak)
72. Iyus bin Hasan (Olahragawan)
73. Djuhadi (Pengusaha)
74 Rizki Ahmad Ghazali (Mahasiswa Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta)
75. Nanda Muammarsyah (Pegawai)
76. R.H. Radjendra. (Penyair)
77. Tedi Kriyanto (Photografer Freelance)
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum (Dosen Fak. Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Jakarta)
3. Ahmad Zakky, M.Hum (Dosen Fak. Adab dan Humaniora UIN Jakarta)
4. Risfana Faisal, SH (Sutradara Teater)
5. Badrul Munir, SH (Pengacara)
6. Purwo Sasmito, SS (Pengusaha)
7. Hendri Yetus Siswono (Penyair)
8. Irvan Nawawi (Penyiar)
9. Dede Supriyatna, S. Fil (Wartawan)
10. M. S, Wibowo, S. Fil (Wartawan)
11. M. Sholeh, S. Sos.i (pengrajin)
12. Imam Bukhori (Mahasiswa)
13. Irsyad Zulfahmi (Mahasiswa UIN Jakarta)
14. Daniel Adepi (Mahasiswa UIN Jakarta)
15. M. Gimbar Alam (Mahasiswa UIN Jakarta)
16. Fajar, S. U (Mahasiswa UIN Jakarta)
17. Sigit (Mahasiswa UIN Jakarta)
18. Efri Aditya (Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Jakarta)
19. Faliq Ayken (Mahasiswa STF Driyarkara Jakarta)
20. Hijrah Ahmad, S. Hum (Editor)
21. Iwan Buana Fr (Pemerhati Seni)
22. Abdullah Wong (Novelis)
23. Danang Hidayatullah (Guru)
24. R. Basri (Pekerja Manajemen)
25. Ulil Abshar, M. Hum (Dosen Fak. Adab dan Humaniora UIN Jakarta)
26. Maulana Achmad (Penikmat Karya Sastra)
27. Ridwan Darmawan, S.H, (Pengacara Publik)
28. Andikey Kristianto, S. Pd.i (Guru SMK Bidang Keahlian Multimedia)
29. Saiful Anwar, S.P.i (Instruktur Silat Tapak Suci)
30. Zaky Mubarak, S.S (Guru Bahasa Indonesia)
31. Edy A Effendi (Jurnalis dan Penyair)
32. Pandi Nurdiansyah (CEO Radio Tangga)
33. Taufik A. Adam (Musisi)
34. Zainal Arifin (Mahasiswa Pasca sarjana UIN Jakarta)
35. Roy Haris Chandra (Musisi)
36. M. Zubed (Direktur Sanjoboys)
37. Rosida Erawati, M.Hum. (Dosen Tarbiyah UIN Jakarta)
38. Juma Khatib, M.Hum (Dosen Univ. Ibnu Chaldun Jakarta)
39. Tri Wibowo (Mahasiswa UIN Jakarta)
40. Bambang Suwito (Penikmat Karya Sastra)
41. Ilham Khairul Anam (Guru)
42. Abdullah Alawi (Penikmat Sastra)
43. Bambang Prihadi (Sutradara Teater)
44. Lina Suhartini, S.Pd (Guru Preschool)
45. Danny Tirtana (Musisi)
46. Muzbi Wujdi, M.Hum. (staff bidang kemasyarakatan)
47. Nizar Maulana Akbar Sidiq, S.pd. (Guru dan pelatih Teater)
48. Akhmad Muzambik (Humas UMJ)
49. Fathan A. Rahman (Pekerja Sosial)
50. Adriansyah (Editor)
51. Nadia (Karyawan BUMN)
52. Zaim Rofiqi (Sastrawan)
53. Muslihin (Designer Buku dan Majalah)
54. Laily Nihayati (Wartawati dan Penulis Buku)
55. Nur Mursidi (Cerpenis)
56. Idris Muhammad
57. Wahyu Micorazon, S.E. (Percusionis)
58. Din Saja (Pembaca Puisi)
59. Darmujihanto (Tukang Kayu)
60. Sahlul Fuad (Penulis)
61. Parulian (Penata Cahaya)
62. Ahmad Fasoni (Hacker)
63. M. Ramdhan (Guru Musik, Aktor)
64. Abner Paulus Raya Midara Sanga (Mahasiswa S2 London School of PR Jakarta)
65. Hartanto Kebo Utomo (Perancang Sampul Komunitas Bambu)
66. Alan Sumanjaya (Penikmat Seni)
67. Dodi Miller (Penyair)
66. Ucok Virgo (Guru SMP)
67. Rini Clara (Wartawan)
68. Dea Malyda Atmitha Akbar (Pegawai Bank)
69. Lukman Dardiri (Guru)
70. Lulu Sahrela (Penyiar dan Reporter Radio)
71. Hendra Wijaya Putra -Paman Kwek kwek' (Pendongen Anak)
72. Iyus bin Hasan (Olahragawan)
73. Djuhadi (Pengusaha)
74 Rizki Ahmad Ghazali (Mahasiswa Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta)
75. Nanda Muammarsyah (Pegawai)
76. R.H. Radjendra. (Penyair)
77. Tedi Kriyanto (Photografer Freelance)
[1] Lihat Katrin Bandel, “Beberapa Catatan Atas Judul
“33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh”, dalam http://boemipoetra.wordpress.com/2014/01/06/beberapa-catatan-atas-judul-33-tokoh-sastra-indonesia-paling-berpengaruh/.
[2] Daniel
S. Burt, The Literature 100: A Ranking
of the Most Influential Novelists, Playwrights, and Poets of All Time (New York: Infobase Publishing, 2008), hlm.
xv.
[4] Perihal konsep “category
mistake”, lihat Gilbert Ryle, The Concept of Mind (New York: Taylor & Francis e-Library, 2009).
[5] Lihat Jamal D. Rahman dkk., 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling
Berpengaruh (Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia, 2014), hlm. 647-663.
[6] Lihat Katrin Bandel, “Beberapa Catatan Atas Judul
“33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh”, dalam http://boemipoetra.wordpress.com/2014/01/06/beberapa-catatan-atas-judul-33-tokoh-sastra-indonesia-paling-berpengaruh/.
[7] Lebih
lengkap lihat naskah PETISI TERHADAP BUKU 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING
BERPENGARUH SUSUNAN JAMAL D. RAHMAN, DKK.
+ komentar + 1 komentar
aneh benar... para sastrawan muslim malah dicap pembodohan bagi saya hal itu ngga wajar dan itu menghilangkan yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar.. sungguh kenyataan yang keliru..