Sebab itu pula, publik (masyarakat) sebagai konsumen secara perlahan-lahan digiring untuk mengikuti selera sang pembuat produk baik secara disadari maupun tanpa disadari.
Mengenai hal itu memang tak ada melarangnya dan siappun sah-sah saja. Namun, bukankah akan lebih jauh lebih mengenakkan jika mengenakan kaos sablon sesuai dengan selara masing-masing atau kembali ke publik sendiri.
Atas dasar pemikiran tersebut, yang tercetus dari obrolan warung kopi (warkop) sekolompok anak muda memutuskan membuka jasa sablon kaos manual dengan bernaung di bawah www.jasa-sablon.com yang hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat, dan masyarakat tak hanya sebagai objek melainkan subjek, ujar salah satu penggagas republik sablon, Ipul Alam
Selain itu, lanjut dia, republik sablon juga bertujuan menciptakan usaha mandiri yang bermodalkan kreativitas, jika perlu menciptakan lapangan pekerjaan baru yang mana tingkat pengaguran di Indonesia masih cukup banyak. “Paling tidak dari kita-kita dulu,” imbuhnya.
Untuk itu, republik sablon juga bukan hanya memberikan pelayanan dalam bentuk jasa sablon manual untuk satuan maupuan lusinan, tapi juga memberikan pendidikan terhadap siapa saja yang berniat belajar hanya dengan syarat mempunyai daya tahan kuat (sabar). Soalnya, sebelum tahap penyablonan diperlukan beberapa tahapan dengan waktu yang cukup lama dan aktivitas yang terus mengulang,” katanya.
Setelah sabar barulah dibutuhkan kreativitas. Sama halnya saat ngedesain Kaos. Pada sablonan juga dibutuhkan kreativitas untuk membuat sablon sesuai dengan permintaan atau desain kaos. Dari memadukan cat, perasaan, apa lagi republik sablon bergerak dalam jasa.” Jika hasil sablon tak sesuai dengan keinginan maka hasil bisa dibayangkan,” ujarnya.
“Untuk lebih jelasnya atau sekadar ingin lebih mengetahui dunia sablon langsung aja datang ke tempat kami. Pintu kami terbuka untuk siapa saja, atau silakan buka situs kami di www.jasa-sablon.com