Berita Terbaru:
Home » » Hingar-Bingar Sajak

Hingar-Bingar Sajak

Written By angkringanwarta.com on Monday, December 09, 2013 | 03:59

Pagelaran acara yang diselengarakan Ciputat Music Space (CMS) pada Selasa malam, (3/12) tak hanya menyajikan musik eksperimental band musik Pelangi Biru dengan iringan dua gitaris musik cadas, Toto Tewel (Kantanta Takwa) dan Robby Rahman (Powerslaves).

Pada malam itu, gemuruh penonton yang memadati Hall Sutudent Center (SC) UIN Jakarta menyambut lengkingan suara Ginta Marwah, mahasiswi yang pernah aktif di Panduan Suara Mahasiswa (PSM) seketika berubah hening.

Tepatnya, saat Hendri Yetus Siswono membacakan sebuah sajak hasil karya sendiri. Sajak dibacakan jelang berakhirnya acara tersebut merupakan hasil  kontemplasi semasa Jogja pada 2005.

Sebelum membacanya, pria berambut panjang ini tak luput menglontarkan guyonan khas, 'modar sampean.' Masih dengan raungan gitar dipadu gebukan drum mengawali pembacaan sajak, tiap kata yang sarat emosi terlontar terasa menusuk tiap-tiap yang hadir, apa lagi terdapat balutan komposisi yang terdengar terasa membius penonton.

Berikut ini adalah puisi  yang dibacakan berjudul 'Lupa Aku Rahim Ibu' pada  acara CMS,

kota.
gemuruhnya lincun beracun
anakanak mengigil bugil dan degil ada suara memanggilmanggil
suara ibu yang membencah tersaruksaruk dalam buncah
kelasah kelusuh
ibu menjelma kota menjadi jalanjalan layang
melambailambai memanggili anak tersayang

ini kota seperti kuburan
mayatmayat berjalan sepanjang trotoar
burung gaok di angkasa berkoarkoar
menyihir harihari menjadi makar
ini kota
dihuni para pencaci dan geraman cekikik banci
menyihir harihari menjadi benci dan masturbasi
seribu anjing turun menerkam
seribu anjing menebarkan kekam
menjelma juga hurufhuruf kanji
mati

ketika kota menjelma bursa ibu moksa lakilaki berwajah pemerkosa
bapakku bersuara asbak pecah. berdansa bersama noninoni di tivi
menenggak vodka campur martini sambil melantunkan baitbait lama

: siapa bilang bapak dari ungaran
bapak ini dari pacitan
siapa bilang rakyat kelaparan
bioskop dan mall penuh antrian

diselingi cekikik noninoni
menyahuti
mengamini
sambil terus mencubit
spikul bapak terjepit
di ujung dua paha
tertawa dan bersendawa

cekikik noninoni semakin mendesah
penuh gairah
pangkal paha basah
meludah

ludahnya
menjelma bocahbocah berambut gondrong
berkaos oblong dan celana bolong
menjelma juga jadi gadisgadis berwajah manis
berkerudung dan bercelana jeans
mereka
sesekali terlihat bergerombol menyambangi istana
berteriakteriak di jalan pusat kota
dengan pusar terbuka
dengan resleting tengadah
revolusi!
tangan kiri mengacung ke udara
tangan kanan sibuk membuka bh
meremas payudara
air susunya muncrat menggenangi gotgot
sublim jadi bayi dalam plastik
dengan leher tercekik
mata mendelik
mendadak aku teringat dayang sumbi
teringat dewi kunthi
teringat kartini
teringat bunda maria
teringat dewi sita
teringat bunda teresa
teringat marsinah
tapi aku tak ingat wajah rahim ibu

Red

Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta