Berita Terbaru:
Home » » Wah, Ternyata Sebutan Pulau Tidung Berasal dari Raja

Wah, Ternyata Sebutan Pulau Tidung Berasal dari Raja

Written By angkringanwarta.com on Wednesday, May 14, 2014 | 13:49

 pulau tidung, jembatan cinta pulau tidung
Oleh Dede Supriyatna*

Bicara tentang asal-usul atau bahasa keren dari sesuatu terkadang atau memang masih banyak yang belum mengetahuinya, begitu Pulau Tidung.  Hal tersebut kiranya tak berlaku jika berbicara tentang wisata bahari yang teradap di Pulau terbesar antara pulau-pulau lainya di Kepualauan Seribu.  

Soal sejarah pulau yang terkenal dengan jembatan cinta dan pasir putih ini bermula dari cerita rakyat. Sebagaimana  yang diulas dari http://pulautidungsaffanah.com dikisahkan tentang seorang Raja Suku Tidung yang terpaksa mengusi dari Kalimantan Timur.

Raja bernama Pandita ini terpaksa meninggalkan kampung halaman lantaran menolak kerjasama dengan Belanda.  Dia pun berkelana menelusuri dari satu pulau ke pulau yang lainnya dan akhirnya menetap dan membangun rumah tangga di sebuah pulau yang saat ini disebut Pulau Tidung.

Dalam keseharian ia tak pernah memberi tahu kepada siapa saja mengenai status raja. Orang-orang mengenal dia dengan sebutan ‘kaca’.  Rahasia yang telah terbungkus dengan rapi baru terbongkar setelah dirinya meninggal dunia.

Terbongkarnya rahasia tersebut bermula dari kunjungan sanak keluarga kerajaan suku Tidung. Keluarga itu merasa heran dengan penyebutan pulau ini dengan sebutan Tidung. Rasa heran yang tak terbendung membawa dia bertanya-tanya dari mana asal-muasal kata tersebut.

Hingga pada akhirnya, keluarga dari raja Pandita itu berhasil bertemu dengan  keluarga Kaca. Hasil dari pertemuan tersebut baru diketahui bahwa selama ini raja Pandita telah menyamar sebagai ‘kaca’. Nama itu sebenarnya nama kecil Raja Pandita sebelum beliau diangkat menjadi raja.

Dan akhirnya kedua keluarga itu mengambil keputusan dan berkesimpulan bahwa Pulau di beri nama dari Raja Pandita yang berasal dari tanah tidung Kalimantan Timur.

Kurang lebih begitu cerita singkat mengenai asal-muasal pulau yang masih berada dalam profinsi kepualauan seribu. Sebuah tempat yang di huni sejak tahun 1920-an ini memiliki masyarakat sekitar 5000 jiwa yang memiliki luas 109 ha.

*Suka kopi hitam


NB: Catatan ini hanya ala kadarnya, jika dirasa belum lengkap silakan ditambahkan sendiri



Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta