JAKARTA-Sebuah tragedi di hari libur (22/1), tragedi yang menewaskan para pejalan kaki akibat tertabrak mobil bermerek Xenia dengan bernopolisi B 2497 XI. Peristiwa yang terjadi di Tugu Tani, Menteng, Jakarta Pusat.
Atas peristiwa yang terjadi pukul 11.10 WIB berakibat 9 orang meninggal dunia. Pengendara bernama Apriyani Susanti (29) tak luput dari cibiran orang-orang, desas-desus mengenainya pun ramai diperbincangkan di media-media.
Lalu siapakah sebenaranya pengendara Xenia tersebut? "Jangan lihat buku dari covernya saja," mungkin kalimat itulah yang bisa menggambarkan bagaimana sosok dari Apriyani Susanti. Ia adalah almamater dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan sehari-harinya memakai jilbab.
Begitulah penuturan dari Ketua Rt 011 Rw 07 Jalan Ganggang Terusan Kelurahan Sungai Bambu Kecamatan Tanjung Priuk Jakarta Utara. "Saya kenal baik dengan keluarganya sejak mereka ada di sini tahun '80an. Mereka keluarga yang ramah tapi setelah lihat berita yang di tivi itu jadi kaget juga," ujar Bawuk yang saat ditemui di rumahnya Senin siang (23/1).
Bawuk menceritakan Apriyani dulunya bersekolah di Yayasan Pelindo, Tanjung Priuk. Karena ayahnya mempunyai perusahaan yang menyewakan lahan parkir di Pelabuhan Tanjung Priuk. Sampai dua tahun lalu, tepatnya Desember 2010, ayah Apriyani meninggal dunia. Bisnis mereka pun dilanjutkan oleh kakak laki-laki pertamanya yang telah berkeluarga.
Apriyani sendiri sudah bekerja menjadi Assisten Producer di sebuah production house di Jakarta. "Saya nggak tahu persis nama tempat kerjanya tapi yang saya tahu dia di production house itu," ujar Bawuk.
Sejak ia bekerja di sana, ia mulai memberikan uang kepada ibunya. Apriyani juga jarang pulang ke rumah. Ia sering berangkat pagi dan pulang larut malam. Dari kuliah di IKJ pun, ia sudah mengekos di sekitar kampus.
"Sejak kecil ia dinilai masyarakat seseorang yang baik-baik saja, nggak menunjukkan seseorang yang negatif juga," kata Bawuk.
Selain itu, Desi Kristianti yang mengaku sebagai teman sepermainan Apriyani juga jujur kaget mendengar hal tersebut. "Dulu kami suka main bareng, ngaji bareng juga. Sehari-harinya dia kan pake jilbab juga. Kalu keluar rumah juga pake jilbab terus. Tapi sejak dia kuliah, kita udah jarang bergaul. Jadinya nggak tau dia gimana sekarang," ujar Desi yang siang itu berada di depan rumah Apriyani.
Ibu Desi, Ninih, warga Jalan Eniem yang tak jauh dari rumah Apriyani juga menuturkan hal yang sama. "Emaknya kalo sama kita yah ramah, biasa saja, namanya sama warga. Padahal keluarganya juga taat ibadah banget. Sama-sama ibu haji dan bapak haji," katanya.
Komariyah, pemilik warung yang berada di depan gang, kira-kira sepuluh meter dari rumah Apriyani juga kaget. "Anaknya emang kadang-kadang suka bawa mobil. Tapi nggak tahu mobil siapa. Dia juga jarang bergaul sama warga. Jadi kita nggak tahu dia sekarang," ujar ibu yang biasa disapa Oom.
Sejak siang hari ketika media mendatangi rumah Apriyani hingga sepi kembali, tak seorang pun keluar dari dalam rumah. Sebuah rumah bercat putih dengan kombinasi biru langit. Di depannya terdapat pohon mangga. Halaman rumahnya juga tak luas. Namun samping kiri rumahnya terdapat sekitar empat petak kontrakan milik keluarganya. Di gerbang kontrakannya pun tak ada satu orang yang keluar rumah.
Menurut Ketua Rt dan warga setempat, sejak pagi keluarga Apriyani sedang mengunjungi putrinya di tahanan Polda Metro Jaya. Seluruh keluarganya sengaja datang ke sana. Tapi, pada Minggu malam (22/1) beberapa sanak saudara yang jauh serta tetangga dekat telah menjenguknya.
Apa yang menimpa anaknya, ibunya masih sama keadaannya syok. Sampai pagi juga ia masih pingsan. Hari ini ibunya sengaja minta diantarkan ke sana," tambah Bawuk. (M.Faiz)
Cerita Lain Dari Pengendara Xenia “Maut”
Written By angkringanwarta.com on Monday, January 23, 2012 | 23:35
Label:
Warta
+ komentar + 6 komentar
saya nggak habir pikir, kenapa dan bagaimana itu bisa terjadi, mungkin suratan taqdir,.....ampun dech amit-amit, astaghfirullah hal'adzim.
Aulia advertising biro iklan resmi terima pasang iklan lelang,pengumuman, pangilan sidang,ucapan selamat,dll, telp 02133354997
Sungguh tidak berperikemanusiaan, saran saya coba ditelusuri lagi mengenai Apriyani Susanti dengan keterkaitannya dengan NII, mungkin saja dia sedang melakukan tes seberapa besar dia berani untuk membunuh orang...
@Aulia dan @Sky: Terima kasih untuk komentarnya.
@Sky Wave; berita di atas menurut saya tdk ada kaitannya apa pun dengan NII atau sejenisnya.. murni sekali karena memang Afriyani terpengaruh oleh shabu-shabu..
kawan-kawan yg berkomentar, kita pun harus bisa melihat dari dua sisi, memang ia otomatis menjadis seorang pembunuh namun saya jujur lebih kasian juga kpd keluarga Afriyani. Ibunya harus menanggung malu krn perlakuan Afriyani... honestly mereka adalah keluarga taat beragama dan Afriyani sehari-harinya dikenal memakai jilbab.. Saya rasa murni karna Afriyani tdk bisa mengontrol pergaulannya saja... Toh, sabu2, ekstasi tdk akan merugikan siapa pun jika tdk sampai membunuh org lain.. Makasih angkringan tulisan ini bagus sekaliii... hahaaa...
jangan lupa dengan berita nazarudin boy.. ini hanya sebuah kecelakaan masih ada yang lebih besar kasus yang harus dituntaskan.