Dari kempatnya Rian Maulana berumur 11 tahun, seorang yang paling banyak bicara diantara mereka, Rian mengaku keluar saat ia duduk bangku kelas 3 SD dan seandainya tak keluar, maka sekarang ia sudah kelas 5 SD, ungkapnya.
Rian menambahkan sambil menunjuk satu-satu dari mereka, kalau yang di hadapan mereka bernama Rizki berumur 13 tahun dan tak sekolah, jadi dia tidak bisa membaca, Tapi, kalau hitung-hitungan dia jago, sedangkan yang paling kecil juga enggak sekolah dan masih berumur 9 tahun.
Belum usai Rian mengukapkan, langsung diserobot orang yang telah melahap bubur, kalau saya keluar sekolah saat kelas 6 SD lalu diam kembali. Ia menggelang, saat ditanya perihal ke luar sekolah.
Rian juga orang pertama yang menjawab belum ngantuk, "Saya pulangnya pagi hari." Semuanya kembali terdiam, waktu telah menunjukan pukul 01,35 WIB. Kami berasal dekat bengkel Rajawali, "Jangan bilang Rajawali, Abang enggak tahu, bilangnya BRI" Serobot Rian kala Rizki mencoba menjelaskan di mana mereka tinggal.
Rian pun menunjukan di sana ada gang BRI lalu masuk ke dalam sampai menemukan tungkan goreng nasi, di sana kami tinggal. Rian dengan rambut merah kebakar matahari mengaku dari kampung Cikarang, Bekasi. Ia kembali menuturkan, kami keluar rumah saat sore hari dan berjalan sambil membawa pelastik. Terlihat di hadapan mereka terdapat kantong pelastik dan di dalam sudah terdapat beberapa botol mineral.
Sambil membawa kantong pelastik kami akan jalan sepanjang pinggir jalan Radio Dalam terkadang sampai mall Pondok Indah. Sekarang lagi sepi, dan cape. Rian kembali menambahkan "Pagi hari, baru tidur."
Kalau sepi begini, Rian akan menlanjutkan mencari pada siang hari. Seandainya masih tertidur pada siang hari, maka ia akan segera di bangunkan oleh ibunya untuk mencari. Dan seketika itu pula, ia bersama ibunya akan mencari kembali, "Kalau siang hari, carinya di Blok M," ungkap Rian sambil merapih rambut tipisnya mengibaskan rambutnya yang mengganggu pandanganya dengan telapak tangan.
"Kami sudah biasa nongkrong di sini, bahkan hampir setiap malam. Kalau nongkrong di sana menunjuk pada mini market Seven Eleven yang tak jauh dari mereka berada. "Dulu pernah di sana, tapi diusir sama Satpam, "Ungkap Rizki.
Untuk mendapatkan uang sebesar Rp 4000,-Mereka harus mengumpulkan botol air meneral seberat satu kilo, sedangkan untuk gelas meneral sekilonya Rp 5000,-. "Tembaga yang mahal" cetus Rizki.
"Uang yang mereka peroleh digunakan untuk makan," ungkapkan Rian. Rian menambahkan Bapak ada di rumah, paling sekarang sedang tidur. Berapa banyak yang didapat, Rian hanya menggeleng, lalau melanjutkan yang tahu bapak, sebab dia yang biasanya menjual ke lapak-lapak, sebuah sebutan untuk penadah barang-barang bekas.
Saat meninggalkan Indomaret, seorang menghampiri dengan mengunakan pakain biru, di pingganya terdapat tas, dengan memakai kain yang menutup kepala menuturkan "Mereka setiap hari nongkrong di sini, dan akan pulang pukul 04.00 WIB," sambil menerima uang Rp 1000,-. Terilihat mereka sedang ngobrol kembali begitu riang. (Dede, foto Wafi)