Oleh Chodet*
Aku terkesan lelah kala kau pandangi betapa lusunya aku
saatnya Aku bicara dengan cercaan yang menikamku
Aku benarbenar tahu bahwa kita tak beda jauh
kau putih aku pun putih
kau merah aku pun merah
dan tak perlu dipertanyakan lagi
langit masih sama dengan gumpalan awannya penuh agung
seperti halnya kita,
kapan lagi kita bisa menghadapi jalan sesulit ini
aku yakin dengan kemampuan
dan tak ada yang meminta air mata ini jatuh
dan perut menahan perih penuh sakit
tapi dia datang menghampiriku seakan menjemputku
semoga ini bukan lemah melainkan nafsu untuk kuasa
dan kau ingatlah saat mentari mulai berpijar dan burung mulai berpijar
sebagai tanda merindukanmu untuk pulang
aku yakin kau akan menangis
mungkin dengan rasa duka akan sebuah penyesalan
yang menyisakan harapan yang melebur oleh waktu yang begitu bengis
Lalu kita akan kembali merajut mimpi walau sesak akan sebuah asa dalan remang
*penulis adalah anak rantau untuk asa dari Cimanggu (Majenang)