Berita Terbaru:
Home » » Bersemayam Mafia Daging Impor di Balik Maraknya Berita Bakso Babi?

Bersemayam Mafia Daging Impor di Balik Maraknya Berita Bakso Babi?

Written By angkringanwarta.com on Sunday, December 16, 2012 | 18:58

Beberapa hari ini, media massa baik cetak maupun elektronik tak henti-hentinya mengakat soal ditemukannya penggunaan daging babi dalam pembuatan bakso, usai polisi berhasil menggerebek sebuah kios penggilingan daging di area pasar Cipete.

Namun, isu bakso babi sepertinya bukanlah kebetulan belaka, disinyalir ada campur tangan mafia impor daging terasa kental di balik isu yang sudah meresahkan masyarakat itu.  Dugaan adanya mafia tersebut, diramaikan jejaring sosial, Twitter.

Mengingat, pedagang bakso nekad mengoplos daging babi lantaran mahalnya daging sapi. Sementara pemerintah tak berdaya mengatasi lonjakan harga daging yang terus meroket. Saat ini, harga daging sapi di beberapa kota besar di Indonesia mencapai Rp 90.000/Kg. Kelangkaan daging sapi memang masuk akal mengingat semakin diperketatnya keran impor daging sapi. Kondisinya semakin ruwet menyusul belum ada kesepakatan antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan terkait kuota impor.

Pada titik inilah, mafia impor sedang beraksi. Lembaga Perekonomian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menduga, kelangkaan daging sapi dan bakso babi merupakan bentuk permainan mafia. Tujuan akhirnya, pemerintah terpaksa membuka keran impor.

“Pedagang daging kecil mogok lantaran ada yang menggerakkan. Semua ada yang mengatur, karena ini hanya permainan,’’ tegas Sekretaris Lembaga Perekonomian PBNU, Mustholihin Madjid.

Dia juga menuding adanya keterlibatan mafia dalam tata niaga sapi di Indonesia yang mengatur daging langka di pasaran, hingga terjadi lonjakan harga dan membunuh para pedagang daging lokal.

Hal senada juga diungkapkan pengurus lain, H Bina Suhendra. Menurutnya, kelangkaan daging lebih disebabkan karena pemerintah tidak serius mengelola tata niaga sapi. Pemerintah hanya memperhatikan sektor hilir, yaitu mengatur kuota daging impor tanpa mengetahui kebutuhan sebenarnya di pasaran.

Untuk itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj mendesak pemerintah segera membenahi kondisi buruk di tata niaga sapi tersebut. Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan sebagai pemilik kewenangan diminta serius dalam menjalankan tugasnya, sehingga masyarakat tidak menjadi pihak yang dirugikan.

Menurutnya, menutup kelangkaan daging sapi dengan cara impor daging sapi sebagaimana yang diusulkan Kementerian Perdagangan agar kuota impor daging sapi tahun 2013 harus ditambahkan dari kuota yang sebelumnya sebesar 80.000 ton, diusulkan naik menjadi 100.000 ton bukanlah sebuah solusi yang tepat.

Namun, Kementerian Perdagangan malah beralasan pasokan di dalam negeri belum mencukupi. "Itu baru analisa dan kajian dari kami. Nantinya akan kami konsolidasikan ke Kementerian Pertanian dan Kementerian Koordinator Ekonomi," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.

Di sisi lain, jika impor daging benar harus dilaksanakan, pada dasarnya menunjukkan sikap lemah pemerintah mencanangkan swasembada pangan pada 2014. Dikatakan Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung (Unila) Bustanul Arifin, rencana pemerintah mencanangkan swasembada pangan hanya bentuk kebohongan semata. Pasalnya, hingga saat ini, untuk memenuhi kebutuhan pangan, seperti daging dan kedelai, Indonesia masih harus mengimpor.

(Yatna)


Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta