Gazprom, perusahaan gas terbesar asal Rusia yang membeli 70% kepemilikan saham Zenit St. Petersburg di tahun 2005, membuat banyak gebrakan dengan membeli pemain-pemain baru, membangun stadion baru dan mengontrak Dick Advocaat sebagai pelatih. Usaha Gazprom kemudian membuahkan hasil.
Dengan racikan strategi dari Dick Advocaat dan Cornelius Pot, Zenit berhasil meraih trofi juara Liga Primer Rusia di tahun 2007, gelar liga tertinggi sejak terakhir diraih pada 1984. Kesuksesan tidak hanya berhenti sampai di situ. Di tahun 2008 mereka berhasil menjuarai trofi Piala UEFA setelah mengalahkan Rangers 2-0 di Manchester. Partai inilah yang kemudian melejitkan nama Andrei Arshavin.
Tidak hanya Gazprom dengan Zenitnya yang menggunakan dana berlimpah untuk meraih kesuksesan. Di Republik Dagestan, masih di wilayah Rusia, ada Suleyman Kerimov yang membeli klub Anzi Makhachkala di tahun 2011.
Tidak butuh waktu lama, ia pun langsung membawa pemain-pemain terkenal ke stadion Dynamo (sekarang Anzhi-Arena), sebut saja Roberto Carlos, Yuriy Zhirkov dan Samuel Eto’o. Bahkan si Sule ini rela untuk menginvestasikan lagi uang 200 juta dollar untuk membangun stadion bertaraf internasional untuk Anzhi.
Well, memang tidak ada yang bisa melarang Gazprom dan Kerimov untuk membangun klub sepakbola dengan caranya masing-masing.
Selama cara itu berdampak positif dan tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan yang ada. Bahkan persepakbolaan Rusia semakin bertambah seru karena tidak hanya didominasi oleh CSKA atau Spartak Moskow, namun juga ada Zenit, Anzhi dan Rubin Kazan.
Tiga klub terakhir berhasil melaju ke babak 16 besar Europa League 2012-13. Walaupun pada akhirnya hanya Rubin Kazan yang lolos ke perempat final, namun kiprah tim-tim asal Rusia ini seakan hendak menunjukan kepada dunia sesuatu yang tersembunyi dari persepakbolaan Rusia.
Kini masyarakat Rusia berharap kepada Rubin Kazan untuk bisa mengharumkan kembali nama Rusia, sama seperti ketika kejayaan timnas Uni Soviet di tahun 60’an dan 70’an. Walaupun akan sulit karena di leg pertama Rubin Kazan kalah 3-1 oleh Chelsea di Stamford Bridge. Tapi, apa yang tidak mungkin dalam sepakbola ?
Penulis: Reza Fajri
Twitter: @rezafajri