Oleh Supriyadi

Sebagaimana diberitakan sejumlah media, mobil Mitsubishi
Lancer yang dikemudikannya menabrak Mitsubishi Lancer B 80 SAL, Gran Max B 1349
TFN dan Avanza B 1882 UZJ ini mengakibatkan enam orang meninggal dunia dan
sebelas orang luka-luka.
Hal ini tentunya semakin menarik untuk disimak dan juga
ujian bagi penegak hukum dalam memprosesnya.
Apakah Dul akan diperlakukan serupa sebagaimana perlakuan hukum terhadap
putra Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa, M Rasyid Amrullah Radjasa?
Sebagaimana diketahui, putra dari besan Presiden SBY ini terlibat kecelakaan maut di tol saat
tahun baru 2013. Dua orang tewas dalam kecelakaan itu. Namun Rasyid hanya
divonis enam bulan percobaan. Sejak peristiwa naas hingga dijatuhkan vonis dia
sama sekali tidak ditahan.
Lain Rasyid lain pula Apriyanis Susanti. Supir maut Xenia
ini terlibat dalam kecelakaan maut di Tugu Tani. Akibatnya, ia
divonisi Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berupa hukuman
penjara selama 15 tahun, Rabu (29/8/2012).
Majelis menyatakan perbuatan Afriyani lebih tepat membahayakan nyawa
orang lain sebagaimana yang didakwa dengan Pasal 311 ayat (5), Pasal 310 ayat
(4), Pasal 311 ayat (4), dan Pasal 310 ayat (3) UU No. 22 Tahun 2009 tentang
Angkutan Jalan dan Lalu Lintas.
Untuk itu, majelis menjatuhkan hukuman pidana teberat, yaitu
pidana maksimal ditambah dengan sepertiga.“Mengadili, menjatuhkan pidana
penjara selama 15 tahun,” ucap Hakim Ketua Antonius Widijantono.
Tak hanya itu, pada kasus Apriyani, polisi begitu tanggap
dan segera mungkin menetapkannya sebagai tersangka. Hal itu membuat sejumlah
pihak mememandang hukum di Indonesia masih tebang pilih, hukum hanya bagi
orang-orang kecil.
Untuk itu, sejumlah pihak berharap adanya persamaan dimata
hukum. Ketua Presedium IPW Neta S Pane berharap kasus yang menjerat Dul jangan
sampai seperti kasus Rasyid. Hal ini ditegaskan Ketua Presedium IPW Neta S Pane.
"Semoga jangan sampai terulang kasus kecelakaan yang melibatkan Rasyid
kembali terjadi dalam kasus Dul, dimana kasus putra Hatta Radjasa penuh
rekayasa hingga mendapat keistimewaan dan tidak dihukum untuk
mpertanggungjawabkan perbuatannya," sindir Neta.