![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5WYmZcB4YR1quaOFzDTnSYJ1OoEPOGwC0rXpg5VoEloKw1T9CfTkOE-60Za5VYDHZUof1pLNq9OVsuWZbwFDY_2WxyvZCyruOrklB0_hUKrCShxf2q-7f-DlxPoKqavm4TlprCmh-RzU/s400/sanchez.jpg)
Bahkan begitu miskinnya, Sanchez kecil harus beberapa kali mencuci mobil untuk membeli sepatu kecil. "Saat kecil saya selalu mencuci mobil demi mendapatkan uang untuk beli sepatu. Tapi, itu tak bakal terjadi untuk pemain di Eropa yang sudah sejak usia 10-11 tahun masuk akademi klub besar," imbuhnya.
Ia pun bertekad berjuang ke luar dari kemiskinan dan berjanji kepada ibunya. "Jangan khawatir Ibu. Aku akan menjadi pesepak bola profesional dan mengeluarkan kita dari situasi ini," kenangnya.
Menurutnya, seandainya saja gagal mewujudkan cita-citanya kemunkginan ia malah akan menjadi kuli bangunan. "Seandainya gagal jadi pesepak bola progesional, saya mungkin akan menjadi kuli bangunan yang kerja 15 jam per hari dan uang yang didapat tak bakal cukup. Sepak bola menyelamatkan hidupku," paparnya.