Angkringanwarta - Ratusan buruh yang tergabung dalam Aliansi Serikat Buruh/Serikat Pekerja Kota Tangerang, Rabu (7/12), melakukan aksi protes menyusul di keluarkannya Surat Keputusan (SK) Gubernur Banten tentang Upah Minimum Kota (UMK) 2012 yang hanya dipatok Rp 1,381 juta perbulan. Dalam aksinya, para buruh mendesak Pemerintah Kota Tangerang segera menaikkan dan menyamakan UMK dengan DKI Jakarta yang besarnya mencapai Rp 1,529 juta per bulan.
Mereka menyampaikan bahwa DEPEKO (Dewan Pengupahan Kota), Dinas tenaga Kerja (Disnaker) Kota Tangerang, Walikota Tangerang dan gubernur telah terbukti melakukan politik upah murah setelah di keluarkannya SK tersebut.
"Berulang kali kami menyatakan ingin beraudiensi dengan pimpinan daerah, baik kota maupun provinsi. Akan tetapi mereka tidak pernah mau ditemui. Kami benar-benar kecewa! Kami hanya dijadikan bola ping-pong saja oleh mereka," tegas Prawoto (33), ketua PUK SPSI Kota tangerang, Rabu.
Hal senada pun terlontar dari mulut sugino (40) salah satu aksi masa yang mengatakan para buruh merasa kecewa terhadap pemerintah kota tangerang yang upahnya minim, padahal kebutuhan di Jakarta dan Tangerang tidak jauh berbeda.
Awalnya, mereka memblokir perempatan Jalan Tanah Tinggi dan kemudian ke MH. Thamrin, Kota Tangerang. Aksi ini mengakibatkan lalu lintas di ruas jalan sepanjang 10 kilometer mulai dari Sudirman, MH. Thamrin, hingga Jalan Raya Serpong macet total. Demikian juga jalur sebaliknya dari arah Bumi Serpong Damai (BSD) hingga Kota Tangerang macet total.
Prawoto juga menyampaikan bahwa akan ada aksi besar-besaran kalau seandainya tuntutannya tidak di terima pada 15 Desember mendatang dan mengerahkan semua buruh yang ada di Tangerang. (Rizqi)
