Berita Terbaru:
Home » » "Gila"

"Gila"

Written By angkringanwarta.com on Thursday, December 08, 2011 | 00:46

Entah bagaimana mulanya, tiba-tiba saja saya bertemunya, dan ia langsung mengajak untuk ngopi. Sambil membawa secangkir kopi, kami nongkrong di kantin yang baru dibangun, terletak di belakang Student Center, UIN Jakarta.

Suasana telah menjadi sepi, atau mungkin karena kami sengaja memilih salah satu tempat yang kami rasa nyaman dari hilir-mudik. Obralan hadir begitu saja, dan secara tak sengaja, berbicara "Tentang gila," itulah yang kami perbincangkan. "Penulis adalah gila," itulah ujarnya. kembali ia menambahkan," Maka untuk menjadi penulis harus gila." Mendengar ucapanya, teringat film Quills disutradarai oleh Kayfman, film yang berkisah tentang penulis Marquis de Sade, bagaimana film tersebut?

Sayangnya saya bukan ahli untuk meresensi sebuah film, tapi yang saya tangkap adalah kegilaan untuk menulis dengan segala macam pelaranganya dari pelarangan kertas, sesuatu yang bisa dijadikan tinta, hingga ia dipenjara. Mungkin lebih tepatnya adalah seorang berjuang untuk untuk menulis meskipun taruhannya adalah nyawa.

Film itu, untuk penulis asal dari Perancis, sedangkan untuk Indonesia banyak hal-hal yang bisa diambil contohnya, sebut saja Pramudya ananta toer, bagaimana kisahnya tinggal baca di riwayat hidupnya.

Lamunan tentang kedua tokoh itu, dan secara tiba-tiba terkagetkan dengan celetukan, "Salah, jika ada orang mengatakan belajar menulis, sebab menulis tinggal menulis dan apa yang terjadi urusan nanti, sebagaimana orang bersepeda, dalam bersepeda tak ada teorinya, ia cukup berani menaiki sepeda lalu mengotel, masalah jatuh adalah urusan nanti, yang terpenting adalah berani dan sesering mungkin kita melakukannya.

kembali ia mengutarakan tentang perempumaan, "Menulis seperti orang hendak buang air besar, kita akan mencari-cari kemana tempat pembuangannya, dan setelah menemukannya maka kita akan merasa plong. Tapi, agar dapat membuang air besar kita perlu mengisinya, entah itu dengan bacaan teks, atau peristiwa yang ada sekitar kita."

Ucapanya, seperti enggan untuk dihentikan, hingga Matahari memancarkan warna kuning keemasan, dan tak berselang lama gema Adzan berkumandang. Dan pada akhirnya kami meninggalkan atas tempat parkiran baru, UIN Jakarta. (Dede)

Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta