Berita Terbaru:
Home » » Undangan Resmi Persidangan

Undangan Resmi Persidangan

Written By angkringanwarta.com on Wednesday, December 14, 2011 | 01:03


Tiba-tiba sepeda motor Jupiter warna hitam memepet dari belakang lalu menilangkan sepada motornya di hadapan kami. Setalah ia meminta kami untuk menghentikan laju kendaraan. Ia dengan menggunakan jaket dan helm berwarna hitam. peristiwa itu terjadi pukul sebelas malam, dan tempat kejadian terletak selepas lampu merah yang terletak tak jauh dari KOMPAS, Palmerah, (13/12).

Maka dengan peristiwa tersebut, kamipun resmi diundang datang kepersidangan. Sebelum menghentikan laju kendaraan, pengendara berjaket hitam sempat menegor "Kamu tidak lihat polisi?" langsung saja kami jawab "Tidak."

"Kamu tahu kesalahannya?" "Tahu, menerobos lampu merah." "Bisa tunjukan surat?" Tanpa ada kata-kata, langsung saja surat-surat diserahkan, "Ayu kedepan." ujar pengendara Jupiter.

Setalah menemukan tempat yang terang, dengan mengandalkan penerangan lampu jalan, pengguna jaket hitam langsung mengeluarkan tumpukan kertas tebal dan pulpen, di atas joknya ia sibuk menuliskan. Saat itu, teman saya langsung menghampirinya, "Bisa damai?" "Tak ada damai-damaian," dengan tegas ia menjawab.

Tangannya sibuk mencatat Kartu Penduduk Indonesia (KTP), lalu ia mencatatkan Dimas Nurjaman sebagai pelanggar lalu lintas karena telah menyerobot lampu merah, dan kesalahan kedua tak memiliki surat izin mengemudi.

Sebelum usai, saya semenjak tadi berdiri di belakang kendaraan langsung menghampirinya, dan secara spontan "Pak, disana banyak kendaraan yang menyerobot." "Emang kamu kira polisi banyak?" "Saya hanya kasih tahu doang, pak." "Jadi kamu ingin mengajarkan kami." "Maksudnya"

Penungang Jupiter langsung berdiri dihadapan saya, ia lepas helmya "Kamu tahu tugas polisi" "Tidak" "Polisi itu, bukan hanya tugas di satu tempat saja dan tugas polisi banyak." Entah bahasa apa yang terlontar dari saya, tiba-tiba ia semakin mendekat dan berujar "Kamu mau saya ajarkan bahasa Indonesia?" langsung saja saya jawab "Mau"

"Kamu itu, tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar." "yang mana, pak?" suara laju kendaran membuat pendengaran saya terasa terganggu, dan secara samar-samar ia mengukapkan perihal nilai, "Saya enggak menilai dan saya mengakui, bahwa kami salah, dan menerima ditilang."

"Jangan samakan saya dengan polisi lainya, seperti teman kamu," ujarnya. "Samakan seperti apa?" Pertanyaan saya padanya.

Nama bapak siapa?" disitu tertera jelas sambil menunjukan pada surat tilang yang dipegang oleh teman saya. "Di situ ada tulisan nama dan cap juga." "Jadi di persidangan, bapak datang ke persidangan?" Langsung saja, ia berkata "Kamu tahu tugas polisi?" "Jujur saja tidak tahu, makanya saya bertanya?"

Dan tiba-tiba meluncur sedan putih dan pada pintunya tertulis dengan huruf kapital POLISI, sambil menunjuk sedan yang sedang meluncur ia berujar "Kamu tahu tugasnya." "Saya tidak tahu, saya tidak tahu tugas polisi." "Polisi itu ada yang di lalu lintas, ada...... sekarang kamu tahu tugas polisi?"

"Tahu, jadi polisi itu tidak hanya di satu tempat dan sesuai fungsinya masing-masing" "Sudah kamu jalan saja," Pintanya terhadap kami.

Kamipun mengikuti pintanya, sambil melanjutkan perjalanan, "Gw baru kali ini ditilang, biasanya bisa damai mulu," ujar Dimas.

Dimas kembali melanjukan kata-katanya, "Pas bilang enggak ada damai-damaian, gw langsung diam. Dan jujur gw seneng ditilang, ternyata ada polisi tegas juga, gwa juga ingin tahu persidangan." "Mungkin pangkatnya," ujar saya. (Dede)

Share this post :

+ komentar + 1 komentar

Anonymous
December 16, 2011 at 1:10 PM

btw tuch polisi kgak jwab prtanyaan lo pd....
emang sich polisi tuch sedikit, tp di daerah....
tp klo d jkrta bnyak, tp sok jual mahal....

shruzny, lo tnya blik. Mang pd ngapain d pos polisi ???
pling gx klo gx ngopi, gangguin janda2...

Post a Comment

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta