Berita Terbaru:
Home » , » Membunuh Indonesia

Membunuh Indonesia

Written By angkringanwarta.com on Saturday, July 14, 2012 | 10:45



Judul : Membunuh Indonesia, Konspirasi Global Penghancuran Kretek
Penyusun : Abhisan DM, Hasriadi Ary, Miranda Harlan
Penerbit : Katakata
Halaman : 157 Halaman
Terbit : Desember, 2011

Buku berjudul Membunuh Indonesia: Konspirasi Global Penghancuran Kretek itu membahas bagaimana sejarah kretek di Indonesia. Cerita dimulai dari sejarah komoditas lainnya, seperti garam, gula, jamu, yang lebih dulu terlibas karena adanya kampanye global yang dilakukan negara maju. Menggunakan contoh tersebut, buku ini mengatakan industri kretek dalam negeri juga terancam mengalami hal serupa.

Buku ini menyajikan beberapa contoh, seperti pertanian dan industri kopra di Indonesia hancur lebur karena kampanye Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, yang menyebut bahwa minyak tropis sangat berbahaya dan menimbulkan penyumbatan pembuluh darah.
Padahal ujungnya ketahuan, bahwa ternyata Amerika melemparkan produk minyak nabati ke pasar yang sebelumnya dikuasai minyak tropis, dimana salah satu penguasa pasarnya adalah Indonesia.

Saat riset terbaru menemukan VCO (Virgin Coconut Oil) dan membuktikan minyak tropis justru memiliki efek penyembuh, pertanian dan industri kopra Indonesia sudah telanjur remuk, tak mampu bangun lagi. Contoh lain juga ditampilkan, yakni industri garam dan gula. Nah, industri kretek kini yang ketiban gilirannya.

Awalnya komoditi-komoditi tersebut memiliki makna ekonomis. Namun, karena kampanye global yang dilakukan oleh negara-negara maju, perlahan-lahan industri tersebut meredup. Menurunnya pendapatan negara, serta nasib pilu petani yang menjadi ujung tombak penghasil bahan baku, adalah kenyataan pahit yang harus ditelan.

Lembaga dunia yang paling gencar mengampanyekan anti tembakau adalah WHO (World Health Organization). Namun belakangan diketahui, kampanye tersebut didukung oleh perusahaan yang memproduksi obat-obatan penghenti kebiasaan merokok.

Pendapatan negara dari cukai kretek selalu naik setiap tahunnya. Ironisnya, kampanye untuk memusuhi kretek kian gencar. Kemudian, berbagai peraturan diberlakukan agar ruang bagi penikmat kretek semakin sempit.

Dalam buku ini, memuat tentang sejarah kretek, peran kretek dalam kehidupan berbudaya di Nusantara, juga betapa signifikannya andil industri kretek dalam struktur ekonomi Indonesia.
Kekuatan industri kretek setidaknya karena empat karakter: tumbuh berkembang dan bertahan lebih dari satu abad tanpa ketergantungan modal pada negara, menggunakan hampir 100% bahan baku dan konten lokal, terintegrasi secara penuh dari hulu ke hilir dengan melibatkan tak kurang dari 30,5 juta pekerja langsung maupun tak langsung, serta melayani 93% pasar lokal.

Dengan karakter sekokoh itu, tak ayal industri kretek menjadi salah satu standar ukuran kemandirian ekonomi nasional. Berbekal segala aspek lokalitasnya, terbukti industri kretek mampu bertahan menghadapi beberapa kali krisis ekonomi global.

Sialnya, modus yang dulu diterapkan pada kopra, garam dan gula itu kini ditembakkan habis-habisan ke kretek. Kampanye antirokok terlihat sangat gencar di Indonesia. Rancangan Peraturan Pemerintah Anti-Tembakau telah digodok dan siap disahkan. Bahkan di ranah-ranah lokal, berbagai peraturan daerah pembatasan rokok telah diterapkan.

Industri kretek dalam negeri mengalami ancaman. Ini tidak hanya akan memengaruhi pendapatan dari cukai rokok, melainkan juga meningkatnya jumlah pengangguran. Pasalnya, industri kretek adalah salah satu industri yang banyak menyerap tenaga kerja.

Jika hal ini tidak ditanggapi secara serius, industri kretek nasional yang pernah mengalami masa keemasan, akan bernasib sama dengan industri lain yang kini hanya menyisakan jejak kecil. Itu sebabnya lembaga dan otoritas terkait perlu melakukan sesuatu untuk mencegahnya.

Yang harus dicermati lagi, Bogor adalah salah satunya, bahkan Bogor merupakan pilot project pelaksanaan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

Buku ini secara rinci menunjukkan data bahwa Bloomberg Initiative, lembaga dari Amerika Serikat yang memberi suplai dana miliaran rupiah ke gerakan antirokok sedunia. Tak tanggung-tanggung, mulai tahun 2009 hingga 2013 nanti, Bogor menerima gelontoran duit hampir 4 miliar rupiah untuk kampanye antirokok. Memang tidak secara langsung, tapi melalui pintu masuk LSM bernama No Tobacco Community alias Komunitas Tanpa Tembakau.



(Jong)

Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta