Berita Terbaru:
Home » » # 4 BULAN #

# 4 BULAN #

Written By Anonymous on Monday, March 25, 2013 | 08:30


Sore itu, handphoneku berbunyi beberapa kali namun aku sedang dikamar mandi jadi tak sempat aku angkat.

Setelah kulihat dilayar handphoneku, ada 5 panggilan tak terjawab dari tante kokom, tumben tante kokom telpon padahal jarang banget dia telpon kalo lagi tidak perlu. Tapi ini sampai ada 5 panggilan tak terjawab, pasti ada sesuatu yang penting. Akhirnya aku telpon balik kesana.

Setelah nada sambung berbunyi dua kali, telponku langsung diangkat dan terdengar ada suara dari tante kokom yang tak jelas bicara apa dan dengan siapa, terdengar suara rame dan berisik.

“ Assalamu’alaikum… “ sapaku pada tante

“Wa’alaikum salam… “ suara tante kokom, cepat dan terkesan panic.

‘ada apa ya ?..’ tanyaku dalam hati

“ Ata, kamu tau ga Ria ada dimana ?..” tanya tante dengan cepat, dan menunggu jawabanku seperti yang diharapkannya.

“ Enggak tante, aku gak tau Ria ada dimana… “ jawabku polos.

“ Ngg.. emang Ria gak ada tante ?..” tanyaku

“Justru itu, tante lagi cari kemana-mana.. tante telpon kekantornya, gak ada yang tau, telpon ke temen-temennya juga pada gak ada yang tau… “ Suara tante cemas di telpon.

“oooohhhh… emang gak bilang ama tante, mau pergi kemana ?...”

“ enggak,… tante khawatir Ta, takut terjadi sesuatu dengannya “

“ tante udah coba tlp ke hp Ria ?.. dan dari kapan tante, gak ada kabarnya ?.. “ tanyaku ingin tau

Ria semenjak kerja, memang sudah tidak tinggal bareng dengan orang tuanya. Ngekos. Dan baru kerja 5 sampai 6 bulan ini. Jadi kalo pulang ke rumah orang tuanya di Bekasi seminggu sekali.

“ dari kemarin, hpnya juga gak aktif. Justru tante tau dari temen kantornya, katanya Ria sudah 2 hari tidak masuk kantor gak ada kabar apa-apa.. “ Tante.

“ padahal hari senin, berangkat dari rumah ke tempat kerja… tapi kata temen kantornya dari hari senin sampai hari ini rabu gak masuk kantor… “ lanjut tante.

“ coba tante telpon ke ibu kost, barangkali tau kabar terakhir Ria kemana..”

“ udah Ta… “ Tante Kokom dengan suara tegas

“ tapi ibu kost-nya juga gak tau kemana, sempet bilang sich Ta, katanya pas hari senin siang-siang Ria ada ke kost-an trus gak lama pergi lagi bawa tas..”

“ ibu kost gak nanya Ria, mau pergi kemana tante ?..” tanyaku semakin penasaran

“ justru itu Ta, yang tante semakin khawatir. Ibu kost gak nanya Ria pergi kemana. Fikir ibu kost-nya mau pulang ke Bekasi… “ Tante Kokom kini suaranya semakin berat, seolah ada rasa sesuatu yang ingin keluarkan dan akhirnya tante menangis.

“ dan kini Ria, gak ada… menghilang…” tangis Tante.

“ yang sabar ya Tante,… cari dulu barangkali ada di rumah temennya.. “ aku berusaha menenangkan Tante.

Sebenarnya aku tak terlalu dekat dengan Tante, Tante Kokom orangnya tinggi dan dia tidak mau bergaul dengan orang yang tidak selevel dengannya. Termasuk aku yang berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Walaupun sebenarnya mamahku dengan Tante Kokom adalah sepupuan.

Apalagi Ria, orangnya sombong dan tak mau bergaul dengan orang seperti aku. Bahkan kalo aku bersilaturahmi ke rumahnya selalu mendapatkan semu, Ria tak mau menyapa ataupun salaman dengan aku atau mamah aku, maka dari itu jarang sekali aku kerumah Tante. Kecuali setaun sekali pas moment lebaran saja. Bahkan mamah aku sering merasa tersinggung oleh ucapan-ucapannya, tapi mamah dan keluargaku tak merasa dendam dan maklum saja memang sifatnya seperti itu.

“ Ria punya temen deket gak Tante ?.... atau pacar gitu, siapa tahu pacarnya tau dimana Ria sekarang ?... “ aku.

“ Setau Tante, Ria gak punya pacar… bahkan belum pernah pacaran…. “ Tante

‘Ria seumuran denganku, masa belum pernah pacaran, aku aja udah beberapa kali pacaran….. hehehhee’ dalam hatiku

“ ooo… gak punya pacar, kalo temen deket tante ?..” tanyaku lagi

“ kalo temen deket sich, kayaknya ada dech . Dulu pernah telpon ke rumah, kalo gak salah namanya Dimas… “ kini suara Tante agak lebih tenang.

“ Tante ada no telponnya ?...”

“ Gak punya… tapi sebentar…. “ Tante mengingat-ngingat.

“ Tante telpon ke temen kantornya dulu ya, barangkali ada yang tau no tlp Dimas “

“ Iya Tante, tanya aja mungkin temennya itu tau dimana Ria sekarang…”

“ Terima kasih ya Ta,…. Nanti kalo ada Ria telpon ke kamu, tolong kasih tau tante ya “ Tante Kokom

‘lagian mana mungkin Ria telpon aku, urusan apa ?.. no telponku aja bisa jadi gak punya’  jawab dalam hatiku

“ Iya tante, nanti kalo ada kabar saya telpon Tante…”

“ Makasih ya Ta, Assalamu’alaikum “ Tante Kokom

“ Iya sama-sama Tante, Wa’alaikum salam “

Pembicaanku dengan Tante di telpon putus.

Aneh juga, ada apa dengan Ria. Sehingga 3 hari gak ada kabarnya, pasti ada sesuatu yang disembunyikan Ria dari orang tuanya.

***

Tante Kokom, akhirnya menemukan no telpon Dimas dari teman kantornya.

“ Iya Bu, Dimas ini katanya pacarnya Ria, sering telpon ke kantor bahkan hampir tiap hari Dimas jemput Ria pulang ke tempat kost.. “ suara Nita, temen kantornya.

Tante Kokom, tersentak tak percaya ketika mendengar suara Nita di telpon, temen kantornya Ria.

Tak percaya apa yang barusan didengarnya ‘Dimas pacarnya Ria’

“ sudah dapat no tlp Dimas ?.. “ tanya Om Frans ke Tante setelah menutup telponnya.

“ Sudah pah, ternyata Dimas itu pacarnya Ria pah… kok Ria gak cerita ke kita ya pah?.. “

“ ya udahlah, cepet si Dimas itu ditelpon “ Om Frans yang sedang nyetir mobil.

***

“ kurang tau ya Bu, Ria juga gak bilang sama saya mau pergi kemana ..” jawab Dimas ditelpon.

“ masa kamu gak tau, katanya kamu pacarnya Ria ! “ sewot Tante Kokom.

“ kita aja gak tau, kalo kamu itu pacarnya Ria “ kini suara Tante mengeras dan penuh emosi.

“ Sungguh Bu, saya tidak tau Ria ada dimana.. “ Dimas

“ Gini aja, sekarang kamu dimana ?... kita cari bareng-bareng Ria ada dimana, kamu pasti tau dimana dan kemana biasanya Ria pergi… “ marah Tante.

“kan katanya kamu sering jemput Ria dikantor, kita aja sebagai orang tuanya aja tidak tahu kalo mau sedeket itu sama anak saya…  keterlaluan ! “ kini Tante membentak Dimas di telpon.

“ maaf Bu, sekarang saya ada janji sama temen mau mancing…”

“ Kamu ya… giliran kita sebagai orang tuanya sibuk nyari dimana dia sekarang, kamu malah senang-senang sendiri… kurang ajar kamu ya ! “ Tante benar-benar marah.

Dimas menutup telponya, dan tak mau mendengar ocehan Tante Kokom.

Tante dan Om semakin marah, akhirnya ditelpon kembali tapi tak angkat, dicoba lagi telpon beberapa kali dan tidak diangkat pula. Tante Kokom dan Om Frans semakin jengkel dan dongkol saja.

***

Tante Kokom dan Om Frans, menemui Pak Mujabar – orang ‘pintar’, beliau bukan seperti ‘dukun’ kebanyakan tapi dia memang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan orang biasa lainnya, dan beliau berkata semata-mata ini adalah datangnya dari Allah, Insya Allah.

Dan mereka meminta bantuan Pak Mujabar, untuk menemukan putrinya yang sudah beberapa hari tidak ada kabarnya.

Menurut Pak Mujabar, Ria sedang berada disuatu tempat, ada sesuatu yang terjadi padanya dan dia membutuhkan waktu untuk sendiri dulu. Keadaannya mudah-mudahan dalam keadaan baik. Pak Mujabar berusaha menenangkan hati kedua orang tua itu.

Tante Kokom, kembali telpon aku menanyakan barangkali ada kabar tentang Ria, dan saya bilang tidak ada.


 ***

Setelah dua hari kemudian,..

Salah satu temanku menelepon aku, yang juga kenal dengan Ria.

Astri namanya, dia bilang kalau Ria sedang berada diluar kota, dan dia tidak mau diganggu oleh siapapun. Kabar tentang Ria, aku segera telpon ke Tante Kokom.

Dan rupanya Tante Kokom sudah tau keberadaan Ria dimana. Ria sedang berada di Kota Kebumen dan sekarang sedang diperjalanan menuju kesana.

Aku gak berani tanya-tanya Tante, dalam keadaan seperti ini. Kudengar suaranya parau, gak bergairah.

Sesampainya Tante dan Om di kota Kebumen,..

Dan menemukan rumah yang dicari, sesuai dengan alamat yang tertulis di kertas kecil yang kucel. Dan alamat tersebut didapat dari Dimas, bahwa Ria sedang berada dirumah Dimas, rumah orang tuanya di kampung.

Mereka datang bertiga, ditemani Pak Mujabar.

Dirumah tersebut, dihuni dua orang, yaitu ibu dan bapaknya Dimas, sopan dan santun kesan pertama. Dan akhirnya benar bahwa Ria berada disana, dikamar Dimas. Tak mau bertemu dengan kedua orang tuanya.

Tante Kokom terus-terusan menangis, sedih, dan tak mengerti apa yang terjadi dengan putrinya, selama ini tidak ada masalah apa-apa dan baik-baik saja. Kenapa tiba-tiba putrinya berubah 360 derajat, begitupun dengan Om Frans.

Dengan kesabaran, Pak Mujabar bisa bertemu dan melihat keadaan Ria. Ria terlihat pujat dan lemas. Matanya bengkak, mungkin berhari-hari nangis. Pak Mujabar yakin, apa yang menjadi insting dia, adalah benar. Dan membujuk Ria untuk bertemu kedua orang tuanya. Mereka takkan marah, jika Ria jujur dan mengatakan, apa sebenarnya yang terjadi.

Tante Kokom dan Om Frans, akhirnya bisa menemui putrinya dengan keadaan kacau balau. Tante Kokom, hanya menangis dan terus memeluk putrinya dengan haru, tapi Ria bersikap dingin dan terus menangis, Om Frans juga menangis.

Pak Mujabar menyarankan untuk membawa Ria ke dokter, untuk memeriksa keadaan Ria yang sedang sakit. Tapi Ria tidak mau dan dia ingin tetap tinggal dirumah orang tua Dimas.

Tante Kokom marah dan jengkel pada putrinya, apalagi Pak Mujabar menyarankan membawa Ria ke dokter, asumsi sudah terjawab dengan sendirinya setelah dugaan-dugaan yang ditakuti terlintas dibenaknya. Tante Kokom menangis tak terima, apalagi melihat keadaan putrinya semakin meyakinkan bahwa ada sesuatu dibadan putrinya.

‘Ya Allah…’ jerit batin Tante.

Om Frans memeluk istrinya dengan cinta, dan keduanya menangis, tidak terima.

Ria, dipaksa untuk periksa dirumah sakit dan hasilnya adalah positif dan sudah berusia 4 bulan.

Tante Kokom menjerit tak percaya, lalu Tante pingsan…..

Om Frans hanya diam kaku, tak menyangka putrinya sudah hamil 4 bulan. Padahal Ria adalah anak yang manis, anak yang baik, berkerudung, bahkan dipondok pesantren 6 tahun lamanya, bahkan baru lulus sarjana S1, enggak neko-neko, belum pernah pacaran, jarang main, anak rumahan,… tapi kenapa ?.

Pertanyaan Om Frans tak bisa ia jawab, dia hanya diam dan menggeleng-gelengkan kepalanya, tak terima, tak percaya dan tak menyangka.

Apa yang kurang, ia dalam mendidik anaknya ?... diajarin agama iya, diajarin pendidikan formal iya,… lalu apa yang kurang ?... kembali Om Frans tak bisa ia jawab, atas pertanyaannya sendiri.

Beberapa hari yang lalu, Om Frans memberikan nasihat sama Ria, untuk menjaga diri baik-baik, hati-hati dan jaga kehormatannya. Kini, kata-kata itu hanya menjadi angin lalu yang tanpa arti.

***

Aku mendengar kabar dari Om Frans secara langsung. Kita sebagai keluarga diminta kerumah Om di Bekasi dan Om menjelaskan semua apa yang terjadi dengan Ria. Om Frans hanya meminta sebagai keluarga, untuk menjaga aib ini supaya tidak keluar dan meminta dukungan moril dari seluruh keluarga supaya Om dan Tante untuk lebih kuat dan tegar menerima kenyataan pahit ini. Semoga saja.

Dimas diminta untuk bertanggung jawab dan menikahi Ria. Dan kini mereka hidup bareng dikontrakan yang gak jauh dari rumah Om dan Tante. Bagi Ria adalah kebahagiaan tersendiri bisa hidup bersama dengan suaminya, tapi tidak untuk kedua orang tuanya.

Bagi Om dan Tante, ini adalah ujian terberat untuk menerima kenyataan ini. Malu. Kecewa. Terpukul. Tamparan keras bagi keduanya. Mereka sebagai orang tua telah gagal dalam mendidik anak.

Aku prihatin, ada rasa iba yang tinggi buat keduanya meluluhkan prasangka-prasangka burukku yang selama ini menghantuiku, begitupun bagi seluruh keluargaku, dan seluruh keluarga besar.

Sabar dan tawakal, yang bisa aku ucapkan pada Om dan Tante. Mudah-mudahan semua ada hikmahnya.

***

Kudengar, Ria sudah melahirkan dengan selamat. Bayinya perempuan. Cantik. Mirip Dimas, ayahnya.

Bayi kecil yang mungil, tanpa dosa harus menanggung akibat dari perbuatan dosa orang tuanya. Sampai seumur hidup anak itu, akan tetap menjadi anak haram, sungguh ngilu hatiku.

Kuucapkan selamat buat Ria dan Dimas.

Salam bahagia dari keluarga besar.

***
(Oleh: Dede Damayanti)


Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta