Dua seniman dengan media yang digunakan berbeda, mereka Masdhik yang menggukan media arkrilik, sedangkan Budi Karmanto yang menggunakan media Kanvas, dari dua pelukis memerkan karya-karnya di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta. Pameran yang diadakan semanjak 4 sampai dengan 14/11.
Dan saat anda masuki ruang tersebut, maka akan dapati karya-karya yang menggambarkan patung-patung budha, candi dengan goretan-goretan yang begitu sama saat kita menyaksikan langsung candi tersebut, ada juga duplikat Mahamat Ghandhi yang sedang memanggang gagang payung, namun tanpa ada kain yang biasa menutup payung tersebut. Selain itu,s terdapat juga wajah Abdurahhman Wahid (Gusdur), wajah Gusdur dengan tubuh dari tokoh perwayangan, yakni Semar.
Sebagaimana kita ketahui kedua tokoh baik Ghandi, maupun Gusdur merupakan orang yang selalu berbicara tentang kemanusiaan dengan perdamaian antar agama, seperti halnya kita ketahui bahwa Ghandi yang tokoh India dan negara tersebut telah terjadi peperangan antar Hindu dan Islam. Sedangkan Gusdur berbicara tentang pluralisme ditengah-tengah masyarakat Indonesia yang majemutk.
Tentang perdamaian seperti menjadi pesan khusus dari Masdhik, hal ini lebih terlihat dalam salah satu karyanya yang berjudul “Konser Perdamaian” yang dituangkan dalam arklik dengan ukuran 160x160 CM. Pada tema itu tergambar bentuk-bentuk suci yang sedang memainkan alat musik.
Sedangkan saat menapaki tangga, di lantai dua, akan didapati karya-karya Budi Karmanto. Budi yang mengoles miyak pada kanvas, berbeda dengan karya-karya Masdhik yang tidak begitu menampilkan warna.
Pada karya Budi hampir setiap lukisanya penuh dengan warna, namun ada warna yang begitu mendominasi, yakni warna hijau. Dan setiap lukisannya, menggambarkan seperti gambar katak. Dalam karya budi terasa lebih sukar untuk dipahami pesan apa yang hendak disampaikan. Tapi, tetap saja keunikan lukisanya membuat daya tarik tersendiri untuk menyelami setiap lukisanya.
Dan keduanya masih memberikan ruang bagi penafsiran, mungkin hal ini juga, menjadi bahan pertanyaan, seandai pesan yang disampaikan berbeda, kenapa pameran tersebut menggabungkan dua pelukis?
Khusus bagi karya-karya Budi hampir setiap lukisan Budi hampir semuanya ia menampilkan gambar sama, yang membedakan tiap gambarnya adalah aktivitasnya. Aktivitas para katak sebagaimana aktivitas yang dilakukan oleh manusia. (Dede Supriyatna)
Ada Damai di Lukisan
Written By angkringanwarta.com on Monday, November 14, 2011 | 00:23
Label:
Warta