Berita Terbaru:
Home » » DPR Kebakaran Jenggot

DPR Kebakaran Jenggot

Written By angkringanwarta.com on Friday, November 18, 2011 | 03:42

Setelah ungkapan yang dilontarkan oleh Wakil Ketua Komisi III dari PKS, Fachri Hamzah mewakili komisinya, sedang melangkah ke podium untuk melaporkan hasil pemilihan Hakim Agung. “Bubarkan KPK,”

Dan belum lama Busyro Muqoddas berbicara tentang gaya hidup mewah para pejabat-pejabat negara, saat itu ketua KPK berorasi kebudayaan yang bertempatkan Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta (10/11).

Atas apa yang diungkapkan pria kelahiran Yoyakarta, 17 Juli 1952, tak luput sajarna hukum, lulusan Universitas Isalam Indonesia mengomentari tingkah laku para elit politik dengan sebutan "Politik dasa muka," dasa muka adalah sebuah sebutan bagi yang mempunyai karakter mencla-mencle, mereka yang mengatakan pada pagi hari bubarkan KPK, lalu siang hari Kuatkan KPK, dan saat malam hari semua kasus akan dipusatkan di lembaga anti korupsi

Bapak dari tiga anak ini, selain ingin mengkritik para elit politik yang tak mempuanyai sikap tegas, atas apa yang mereka sampaikan terhadap KPK. Dan hal ini juga sepertinya dicontek oleh Anggota DPR, salah satunya sebagaimana diungkapkan oleh Priyo Budhi Santoso, yang merupakan sebagai wakil ketua DPR. Priyo menyarankan agar ketua lembaga pemberantasan korupsi tersebut fokus mengurus dapurnya sendiri, (lihat detik.com)

Tak cukup mereka saling melemparkan komentar, para anggota Dewan ikut-ikutan berkomentar terutama menyikapi gaya hidupnya sendiri, dengan dibantu keterlibatan pernanan media, mereka anggota DPR semakin sering nongol di layar kaca, hanya untuk berbicara tentang gaya hidupnya. lihat saja dalam tanyangan Apa Kabar Indonesia, kalau tidak salah saat itu ditayangkan tiga hari yang lalu.

Mereka yang muncul pada hari itu berjumlah tiga orang, masing-masing dari mereka mewakili dari partai PKS, PDI Perjuangan, dan partai Demokrat. Maka dengan dipandu pembawa acara mereka mengobrol seputar pejabat parlenta, dan pada akhirnya mereka juga berbicara tentang gaji pokok, tunjang, dan hal-hal yang lain.

Lantas kemanakan uang tersebut? Mereka mengukapan uang tersebut digunakan untuk lain-lain dan salah satunya untuk partai dengan uang mencapai sebutan juta, mereka memberikan uang tersebut terhadap partai karena mereka mengagap partai tersebut telah berjasa, sebab dengan adanya partai itu, maka membuat mereka bisa masuk ke dalam gedung anggota Dewan.

Adakah untuk rakyat? Sebab peranan rakyat bukan lagi untuk menjadi pembicaraan lagi, sebagaiman kita sama-sama mengetahuinya, hal itu terlihat terutama kala terjadinya pemilu. sebagaimana yang diutarakan oleh pemandu acara tersebut.

Dan tak hanya cukup dengan media itu saja, beberapa media mengakat perihal tingkah laku anggota DPR, dari naik ojek, menyimpan mobil mewahnya dan berangkat dengan mobil lain, dan hal-hal lainya, seakan mereka menangkis apa yang diungkapkan ketua KPK, mencoba membangun citra melalui media, "DPR seperti kebangkaran jenggot, hanya dikomentarin seperti itu aja, mereka sudah ramai. Bukanya menjadi bahan intropeksi diri, dan lebih peka terhadap rakyat" hal itu diungkapkan Dimas Nurzaman, saat kami sedang ngobrol santai sambil menikmati secangkir kopi, di taman samping Audittorium, UIN Jakarta, kemarin sore. (Dede Supriyatna)

Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta