Semangat Laskar Cilincing

UIN Jakarta, Angkringanwarta- Pameran yang diadakan oleh salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Komunitas Mahasiswa Fotografi (KMF) Kalacitra. Dalam pemeran yang mulai dibukan pada hari ini, (14/11) dan akan berakhir pada hari Jum'at besok.

Dalam acara pameran yang bertemakan "Manifest Decennium" yang bisa diartikan manifestasi dekade, dekade yang saat ini telah mencapai 10 tahun, dari tahun pembentukan hingga sekarang telah mencapai delapan angkatan.

Maka dalam pemeran kali ini, sebanyak 50 foto yang dipajang diambil dari setiap angkatan. Tak mengheran jika dalam foto-foto yang ditampilkan hasil jepretan akan berbeda tema, jenis, dan lain-lain.

Semisal salah satu foto yang dipamerkan, berupa ada empat anak kecil yang berbaris sambil berlari, salah satu dari mereka yang paling depan dengan menggunakan seragama SD, ia berlari penuh semangat sambil mengibarkan bendara merah.

Dalam foto yang dijepret oleh Rahmatullah, diberi judul "Laskar Cilincing", cukup membawa saya merunungkan dan bertanya-tanya? Seberapa sering melihat pemandangan tersebut, dan pemandang ini terasa cukup langka di Indonesia, jika pun ada, hal tersebut hanya terjadi pada kondisi tertentu semisal pertandingan olahraga antara Indonesia dengan bangsa lain, atau saat Indonesia memperingati hari kemerdekaanya.

Entah apa yang mengakibatkan kibaran bendera merah putih cukup langka di Indonesia? Indonesia yang kita sama-sama paham, bahwa bendera tersebut adalah bendara bangsa Indonesia.

Coba saja tengok pinggiran jalan raya, hampir setiap deretan jalan raya kita temuai adalah bendera-bendara yang lain, lebih tepatnya bendera partai. Lantas kemanakah bendera merah putihnya? Dan sepertinya peristiwa ini berbanding terbalik dengan negara-negara lain, semisal Amerika yang selalu menampilkan bendaranya, meskipun hal ini saya lihat dari film-film yang ditanyangkannya.

Untuk acara pameran yang masih merupakan penyambutan hari ulang tahun KMF Kalacitra yang 10, telah dibuka ole Jafar Sanusi, dia adalah kepala bidang kemahasiswa. Masih banyak kekurangan, setidaknya seharusnya foto-foto lebih banyak sebab foto-foto diambil dari para anggota Kalacitra, tapi mungkin hal ini terjadi karena panitia atau memang karena data-data foto yang banyak hilang.

Hal ini diungkapkan oleh Didik Setiawan, Didik yang merupakan ketua Kalcitra kembali mengukapakan kendala yang dirasakanya, jika harus mencari data-data yang hilang cukup makan waktu, sedangkan acara ini begitu dadakan. (Dede Supriyatna)