Berita Terbaru:
Home » » Cari Modal, Baru Bertani Lagi

Cari Modal, Baru Bertani Lagi

Written By angkringanwarta.com on Wednesday, January 25, 2012 | 12:21

Saat melintas di jalan raya, mungkin kita sering melihat sebuah papan bertuliskan "Maaf jalan sedikit terganggu, ada galian." Atau mungkin kita akan menyaksikan berberapa orang sedang menggali tanah untuk pembuatan pondasi rumah, mereka adalah para penggali.

Lantas, jika tak ada galian di pinggir jalan, atau galian pondasi rumah, kemanahkan mereka pergi? Sebagaian dari mereka akan berkumpul di pinggiran jalan raya, Pasar Jum'at, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Saat itu, waku telah menunjukan pukul 13.00 WIB, dan secara kebetulan matahari berbeda dengan hari-hari biasanya yang sedikit mendung, saat ini matahari memancar cukup terik, meskpun beberapa saat gerimis. Mereka berkumpul, sambil berteduh di bawah pohon mungil yang tumbuh di trotoar jalan.

Wanto seorang bapak dua anak asal Brebes, tersenyum menyambut kami, sambil berujur "Ada kerjaan?" (24/1). Ia yang awalnya asik ngobrol berserta rekan-rekanya sesama profesi sebagai "Ngobring" berasal dari satu kampung Desa Mahalayu, kec Banjarharjo.

"Ngoboring" Merupakan istilah untuk ngobor sambil miring, itu istilah yang kami gunakan saat gali kabel. Jadi waktu gali untuk kabel setelah kedalaman 1 M atau 1,5 M lalu pada samping lubang, kami tancapkan paralon lalu menusuk-nusuknya hingga sampai lubang sebelahnya, kata Wanto berusaha menjelaskan Ngobring, sembil menunjukan telepak tanganya yang terlihat kulit mengelupas.

Untuk saat ini, ngoboringnya berhenti dulu. Sebab sudah satu minggu enggak ada pekerjaan. Sudah hampir satu minggu Wanto berserta teman-temanya mangkal menunggu orang yang datang tawarin kerjaan galian.

Dan kami memeng mangkalnya di sini dari pagi hingga sore, habis itu kami akan kembali ke kontrakan yang terletak di sekitar SD 3 samping kali, di belakang Pasar Jum'at. Di kontrakan itu, kami semua berkumpul, dan untungnya ada warung yang bisa dihutangi, sekerang sudah hutang sekitar Rp 200 Ribua,an, mungkin karena sama-sama orang-orang Brebes, jadinya bisa ngutang. Entar kalau, sudah kerja lagi, baru bayar hutang dan kebutuhan tani.

"Kalau minggu kemarin ada galian dan dapat duit 1,5 Juta, tapi sekarang belum nemu lagi." Tambahnya sambil menyalakan sebatang rokok. Ia duduk dengan menaikan lutunya, menggunakan topi biru, di samping terdapat sebuah perlatan galian berupa pengki, pikulan, dan pacul.

Uang sebanyak itu, ia sisakan sebagaian untuk kebutuhan sehari-hari atau bayar hutang dan sisanya, ia kirim ke istrinya Winarsih berada di kampung untuk digunakan biaya merawat anak yang masih duduk di Sekolah Dasar, dan jika ada sisa makan maka akan dibelikan pupuk.

Harga pupuk mahal, apalagi Urea, untuk harga satu kwintal 300 Ribu dan hampir sama kalau panen, belum perawatan yang lainnya. Untuk bertani sekarang kalau enggak punya modal susah, makanya saya ke Jakarta untuk mencari modal bertani, "Enggak ada perhatian sama sekali. Coba orang-orang besar sedikit memperhatikan, kalau enggak ada orang kecil enggak mungkin ada orang besar, siapa coba yang gali buat pendasi rumahnya" kata Wanto.

"Sebanarnya enak di rumah, mas. Di rumah bisa ngurus hewan peliharaan, ngurus padi, cabe. Tapi, untuk itu semua perlu modal, perlu biaya sehari-hari." Untungnya kalau sekadar biaya sehari-hari dibantu Slamet, anak pertama yang sekarang kerja dibangunan, Tanggerang. Slamet yang lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah sekitar 1 tahun kerja menjadi kuli bangunan.

Sedangkan untuk beli pupuk, iya hasil dari galian. Wanto kembali mengujar tentang mahalnya harga Pupuk. Dan untungnya, untuk membeli pupuk sekarang enggak sesusah dulu, kalau dulu perlu ada surat pengantar dari kelurahan. "Jadi pas ke warung akan di tanya surat pengantar, kalau enggak bawa surat pengantar, maka enggak boleh beli Pupuk." Wanto menambahkan "Itu katanya, peraturan pemerintah dan ada Undang-Undannya, saya enggak ngerti dan bikin ribet aja, sebab untuk dapat surat harus ke lurah dan ngeluarkan uang." (Dede, foto Jose)

Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta