Berita Terbaru:
Home » » Jika Galileo Tak Ada?

Jika Galileo Tak Ada?

Written By angkringanwarta.com on Thursday, January 12, 2012 | 03:51

Oleh Dede

Sepanjang perjalanan dari Ciputat-Depok aku masih terjebak dalam pikiran tersebut, sejujurnya aku sendiri merasakan kejenuhan yang teramat sangat perihal kata-kata idealis. Perihal idealis, aku sendiri tak benar-benar mengerti apa maksud darinya?Dan terkadang bertanya-tanya kenapa kata idealis selalu dikaitkan dengan ideologi?

Setidaknya kala aku mendengar lagu blus, menyeruput kopi hitam, menikmati kupalan asap rokok 234 aku mencoba menyimak kata idialis, ideologi, atau entah apa itu namanya, setiap kata yang hadir akan dibenturkan dengan zaman, semisal zaman sekarang masih saja idealis, zaman sekarang banyak orang yang pragmatis, zaman sekarang banyak orang yang hedonis, atau hal-hal yang lain. Sebuah kata yang akan diartikan dengan perbandingan, dengan persamaan, dengan lawan katanya, lalu setiap kata itu akan diberikan embel-embel zaman.

Dari setiap ungkapan zaman menghadirkan tanya, apa yang membedakan zaman sekarang dengan zaman dahulu, apa yang membedakan dari semuanya hingga tak memberikan kesempatan pada orang yang mempunyai sesuatu yang dikatakan idealis?

Apakah ada yang salah? Apabila sejenak melihat perihal pengertian dari idealis, idealis itu sendiri memiliki beberapa pengertian, antaralain: aliran ilmu filsafat yg menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami, 2 hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yg dianggap sempurna; 3 Sas aliran yg mementingkan khayal atau fantasi untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan meskipun tidak sesuai dengan kenyataan

Dan sejenak melenyapkan diri dari perihal idealis, merujuk pada kata ideologi sendiri,dalam ideologi, perihal ideologi jika diberikan pengeritan, yakni 1 kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup.

Dan sayangnya, pada catatan ini bukan untuk memberikan sebuah gambaran benar atau salah, atau telaah dalam penentuan terhadapnya. Tapi, dari kedua kata idealis maupun ideologi merupakan sebuah pandangan dalam hidup baik seseorang maupun secara kelompok, sebuah pandangan pada akhirnya menjadikan sebuah kebenaran akan apa yang diyakini.

Lantas apakah perlu memiliki pandangan hidup pada zaman sekarang? Mungkin benar apa yang dikatakan perihal zaman sekarang pada kata idealis, sebab kita tak perlu berjuang menjadikan diri kita sebagaimana Galileo Galilei, Tan Malaka, atau yang belum lama ini menimpa Sondang Hutagalung, atau tokoh-tokoh lainya.

Pada tokoh-tokoh tersebut, seseorang yang merelakan dirinya untuk tersiksa, karena hanya menyakini sesuatu dianggap benar, tersiksak karena mimpi, tersiksa karena cita-cita, tersiksa karena keyakinan akan sesuatu dianggap benar.

Lantas jika benar demikian adanya, kira-kira apa yang akan terjadi, semisal seandainya saja Galileo tak pernah ada, Tan Malaka tak ada. Dan pada tokoh-tokoh itu, terselip segumpal ungkapan terlampau sulit terjabarkan, benar ini bukan sebuah ilmu pasti dengan rumusan yang jelas maka kita akan menemukan sebuah jawaban. Dan untuk itu, bukan sebuah benar atau salah apa yang mereka yakini, tapi kenapa mereka merelekan dirinya untuk tersiksa atas apa yang diyakini.

Begitu menyiksanya hanya karena sesuatu yang dianggap benar. Maka tak mengherankan jika terdapat ungkapan tak perlua idealisme, sebab terlalu menyakitkan. Lebih baik untuk hidup pada zaman sekarang yang perlu kita lakukan hanyalah beradaptasi dengan lingkungan, mengikuti lingkungan, atau kita menjadikan diri kita seperti lingkungan.

Dan jika semua orang berpikir demikian, lantas apakah terdapat tokoh-tokoh semisal Galileo, Tan Malaka, Sondang, atau tokoh-tokoh lainya tak pernah ada? Mungkin hingga sekarang pandangan dunia terhadap bumi akan tetap sama, bahwa matahari yang mengelilingi bumi.

Atau mungkin lebih tepatnya apabila tak ada kata "Idealis" atau kata "Ideologi", apa yang akan terjadi? Dan pada tahap-tahapan tertentu saya merasakan, bahwa pada dasarnya setiap orang mempunyai pandangan masing-masing, memiliki cita-citanya. Namun, mungkin menjadi pertanyaan adalah sanggupkah bertahan dalam idealisnya, terutama pada zaman dengan sebuah pola pandang yang berbeda?

Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta