Tindak kekerasan hingga melenyapkan nyawa seorang penulis sudah tak terhitung lagi banyaknya. Tindakkan ini dinilai ampuh untuk membungkan penulis, sebagaimana halnya menimpa seorang blogger bernama Sattar Beheshti (35).

Kabar tentang tewasnya, Sattar dikabarkan Jaksa Pemerintah Iran, Hossein Mohseni Ejehi, blogger Sattar tewas saat berada di dalam tahanan polisi dengan tubuh penuh luka. Info itu dikeluarkan sehari usai parlemen Iran mengumumkan akan melakukan investigasi kasus kematian blogger yang kerap mengkritik kebijakan pemerintah Iran itu.
"Kantor koroner memberikan rincian laporan yang mengatakan terdapat bekas luka di lima tempat tubuh almarhum, antara lain di kaki, tangan, punggung dan paha. Namun, tak ada patah tulang," demikian laporan kantor berita Mehr mengutip Jaksa Ejehi, Selasa (13/11/2012).
Ejehi menjelaskan, Beheshti ditahan 30 Oktober lalu dengan tuduhan melakukan kejahatan dunia maya dan dibawa ke penjara Evin di wilayah utara Teheran. Hari yang sama, Beheshti diserahkan kepada polisi unit kejahatan cyber untuk menjalani pemeriksaan dan minggal pada 3 November.
Jaksa ini juga mengaku mendapatkan surat keluhan atas nama Beheshti terkait perlakuan para interogator.
Pada surat itu, kata Ejehi, Beheshti mengatakan dia mendapatkan ancaman, hinaan hingga pukulan.
Hal serupa juga dilontarkan Kepala Kepolisian Teheran, Jenderal Hossein Sajedina, juga memastikan Beheshti meninggal saat dalam tahanan polisi unit kejahatan cyber. "Alamrhum diserahkan kepada unit kejahatan cyber untuk melengkapi penyelidikan," kata Sajedinan kepada situs Asr-e-Iran.
(Kelana/ dari berbagai Sumber)