Berita Terbaru:
Home » » Lewat akun Twitter, Habibie Tanggapi Koran Malaysia Soal 'The Dog of Imperialism'

Lewat akun Twitter, Habibie Tanggapi Koran Malaysia Soal 'The Dog of Imperialism'

Written By angkringanwarta.com on Tuesday, December 11, 2012 | 14:30


Sebuah koran di Malaysia memuat sebuah artikel yang cukup menyentak bangsa Indonesia. Soalnya, dalam artikel yang ditulis mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainudin Maidin untuk rubrik Tajuk Rencana (Editorial) edisi Senin, 10 Desember 2012, ia menuliskan kalimat ‘Habibie sebagai pengkhianat bangsa Indonesia’.

Dalam artikel berjudul "Persamaan BJ Habibie dengan Anwar Ibrahim", Zainuddin mengupas soal persamaan antara tokoh oposisi Anwar Ibrahim dengan mantan Presiden Indonesia, BJ Habibie.

Zainuddin mengawali tulisannya dengan mengatakan 'Presiden Indonesia ketiga, Bacharuddin Jusuf Habibie yang mencatatkan sejarah sebagai Presiden Indonesia paling tersingkat. “Habibie disingkirkan kerana mengkhianati negaranya, telah menjadi tetamu kehormatan kepada Ketua Umum Parti Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim baru-baru ini. Beliau diberikan penghormatan untuk memberi ceramah di University Selangor (Unisel),” tulis Zainuddin.

Habibie, lanjut Zainudin, telah 'menggunting dalam lipatan' pemerintah Soeharto. Hal itu, sama dengan apa yang dilakukan Anwar terhadap pemerintah Mahathir Mohammad. Menurutnya, Habibie menjadi pengkhianat bangsa dengan mengikuti kehendak Barat untuk melepas Timor Timur. Sedangkan Anwar dituduh pengkhianat karena keinginannya menyerahkan persoalan ekonomi kepada IMF.

"Habibie sempat menjadi presiden, dan dia mengkhianati bangsa dan negaranya setelah menjadi presiden, tetapi Anwar mau menyerahkan negara ini kepada IMF dan New Imperialis sebelum sempat menjadi Perdana Menteri. Allah telah menyelamatkan rakyat Malaysia," tulis zainuddin.

"Inilah jenis manusia yang dibawa Anwar Ibrahim ke negara ini dari semasa ke semasa untuk membantunya dalam politik dan jemputannya kali ini pun untuk tujuan menunjukkan ‘kami berdua masih besar’," imbuhnya.

Masih dalam artikel tersebut, Zainuddin kemudian menyebut Habibie maupun Anwar disebut sebagai 'The Dog of Imperialism'. "Pada hakikatnya mereka berdua tidak lebih daripada “The Dog Of Imperialism," tulis Zainuddin dalam akhir tulisannya.

Disebut sebagai “The Dog Of Imperialism," BJ Habibie menanggapi pemberitaan tersebut dengan santai. Melalui Habibie Center, sebuah lembaga kajian yang didirikan Habibie. Lewat akun twitter @habibiecenter, Habibie menilai masyarakat Indonesia sudah cerdas menerima informasi.

“Kami yakin masyarakat Indonesia cerdas membaca media. Siapa yg mengemukakan pendapat tsb juga harus dicermati. Jangan berasumsi,” kicau dia, Selasa (11/12/2012) siang.

Dia melanjutkan, “Kalau ada yg menghina Anda, anggap aja sbg sebuah pujian bhw dia berjam2 memikirkan Anda, sedangkan Anda tdk sedetik pun memikirkan dia.”

“Jangan mengambil hak org utk berpendapat. Setuju atau tidak kita dengan pendapat tsb juga hak. Jangan diambil hak itu. Biarkan saja.”

“BJ Habibie & The Habibie Center menjunjung tinggi nilai2 demokrasi. Termasuk hak orang utk menyurakan pendapat. Itu HAK!”

Sekadar informasi, hubungan Habibie dan Anwar cukup mesra. Anwar -- yang hendak mengikuti Pemilu Malaysia 2013 -- mengundang Habibie berbicara di Universitas Selangor pada Kamis 6 Desember 2012 lalu. Sementara pada 28 November, Anwar datang ke Jakarta untuk menghadiri 'Celebrating The Habibie Center's 13th Anniversary and Democracy Take-Off? The BJ Habibie Period. Anwar Ibrahim, mantan Wakil PM Malaysia, memuji Habibie dengan menyebut era Habibie yang singkat membawa perubahan besar di Indonesia.



(Yatna/ berbagai sumber)


Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta