Berita Terbaru:
Home » » Nikmatnya Makan Singkong Goreng Impor

Nikmatnya Makan Singkong Goreng Impor

Written By angkringanwarta.com on Monday, December 10, 2012 | 14:57


Oleh Jong*

Aku suka Jaipong/ kau suka disko/ aku suka singkong/ kau suka keju/ aku dambakan seorang gadis yang sederhana/ aku ini, hanya anak singkong…

Mungkin bagi anda penikmat musik, lagu "Singkong dan Keju" sempat begitu terkenal di zamannya (kalau tidak salah tahun 80-an). Lagu yang menunjukkan dua selera remaja yang berbeda. Laki-laki, digambarkan sederhana, menyukai tarian Jaipong, menyukai singkong, pokoknya serba kampungan.

Sedangkan yang perempuan, digambarkan mewah. Semua demi gengsi, sampai-sampai untuk parfum saja harus dari Paris, tas dari Italia, makanan juga ala barat, yaitu keju pokoknya anak kota banget.

Entah apa yang ingin disampaikan 'Gombloh' dalam lagu tersebut yang jelas berbicara singkong, mungkin anda kaget saat mendengar sudah bertahun-tahun Indonesia impor singkong dari China, Vietnam dan Thailand.

Singkong, ubi kayu, ketela pohon,  entah apa namanya merupakan salah satu tanaman yang paling mudah dan gampang tumbuh di mana saja. Artinya, semua orang dengan sejengkal tanah pun bisa menanam singkong. Dan singkong pun bisa ditanam di kampung, desa, kelurahan, kota, maupun di mana saja.

Sebagian orang mungkin miris bahwa di Indonesia yang terkenal dengan lagu ‘Aku anak singkong’ ternyata harus mengimpor singkong. Bisa jadi lagu “kolam susu” yang dipopulerkan koes ploes pun tidak relevan lagi? Bukankah tongkat dan kayu bisa jadi tanaman? Lantas, kenapa kita masih mengimpor bahan pangan yang pada dasarnya Indonesia bisa memproduksinya.

Bagi saya, kejadian ini sungguh memalukan untuk negara sesubur Indonesia. Jika kejadian ini terus menerus jangan aneh kalau suatu saat bagi anda penikmat gorengan akan terkejut ketika tukang gorengan dengan bangganya mengatakan bahwa singkong yang dijualnya adalah singkong goreng dengan bahan baku import.

Apalagi dijual dengan harga murah, lebih murah dari harga singkong lokal. Aneh memang negeri ini, bukan hanya produk elektronik, otomotif dan hasil tekstil yang di import dari China dan dijual dengan harga murah bahkan singkong pun sama.

Terkadang sempat berfikir, mengapa negeri ini harus mengimport singkong ya?. Rasanya  pertanyaan tadi tidak perlu dijawab. Karena kita sudah pasti tahu para pejabat yang mengurusi negara ini sudah cukup pintar dan cerdas dalam menangani hal ini.

Lantas, kenapa juga kita harus repot-repot menanam singkong. Toh, harga jualnya juga murah  ditambah dengan  nunggu panennya lama. Mendingan petani-petani Indonesia dikirim ke luar negeri jadi kuli bangunan atau jadi pembantu dan pastinya mereka dapat gelar “Pahlawan Devisa”. Bangga kan?


*Penulis adalah penikmat singkong goreng


Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta