Tindak kekerasan terhadap jurnalis Indonesia kembali terjadi. Tak tanggung, kali ini kekerasan yang dilakukan aparat Desa Rantau Panjang, Paser, Kaltim. Akibatnya, Nurmila Sari Wahyuni jurnalis Paser TV keguguran anak pertamanya. Kekerasan terjadi saat Yuni melakukan peliputan terkait sengketa tanah sekaligus pemukulan warga salah satu pihak bersengketa.di desa tersebut.
Yuni mengungkapkan, insiden terjadi pada Sabtu kemarin (2/03). Saat itu, ia tengah melakukan peliputan usai mendengar ada kasus pemukulan sekaligus perusakan rumah di atas lahan sengketa."Pelakunya adalah Kades Rantau Panjang serta premannya," tegasnya.
Setibanya di lokasi, Yuni langsung mengambil gambar sejumlah lokasi lahan sengketa. Namun, saat melakukan kerja jurnalistik, Yuni mengaku ditampar Kepala Desa, lalu tiba-tiba diinjak dari belakang. "Saya tersungkur.Kamera juga diinjak-injak mereka," katanya.
Setelah itu, puluhan orang datang dan menginjak-injak Yuni tanpa memperdulikan keadaannya. Jika saat itu polisi tak datang menyelamatkan Yuni, mungkin nyawanya telah melayang. "Saya sudah bilang, saya wartawan dan juga sedang hamil. Mereka tidak mempedulikan sama sekali," kata Yuni. Akibatnya, kandungan Yuni yang baru memasuki usia 1 bulan tak dapat diselamatkan.
Yuni mengaku sudah melakukan visum sekaligus melaporkan kejadian ini kepada Polres Paser. Dia menuntut agar pelaku memperoleh tindakan tegas sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Timur, Komisaris Besar Wisnu Sutirta mengakui bahwa pihaknya masih menunggu laporan dari korban guna menindaklanjuti kasus ini. (Aditia P)