Berita Terbaru:
Home » » Proyek buat Yatim

Proyek buat Yatim

Written By angkringanwarta.com on Thursday, August 18, 2011 | 20:22




Kuitansi sodaqah
 
 
 
Oleh Dede Supriyatna

Apa yang ditunggu saat berpuasa, selain suara adzan magrib sebagai tanda berbuka. Dengan terdengarnya suara tersebut, maka kita seperti terbebas dari kurungan berupa larang untuk makan dan minum. Kebebasan yang terasa nikmat walau hanya seteguk air putih, dan hal ini hanya dirasakan oleh orang yang berpuasa. Tapi, mungkin apa yang saya ungkapan bisa berbeda dengan yang lain.

Dan untuk berbicara mengenai hidangan di bulan puasan terkadang tersaji  hidangan yang tak seperti biasanya, yakni kolak atau sirup, dan bisa juga es buah. Hal ini dilakukan mungkin dikarena adanya anjuran untuk berbuka dengan yang manis-manis. Tak hanya anjuran yang seperti itu saja, sebuah anjuran untuk saling berbagi dengan yang lain membuat maraknya  fenomena  di bulan puasa, semisal Buka Bersama (Bukber), sahur, amal, dan yang lain-lain.

Maraknya Fenomena di bulan puasa ini, terutama di bidang Buber,  orang-orang pun berlomba untuk melaksanakan Bukber tersebut, tentunya dengan harapan sebuah pahala yang melimpah, sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Nya.

Maka agar mendapatkan pahala tersebut ,  beberapa orang yang mengadakan Bukber dengan anak yatim, orang yang kurang mampu. Mereka para anak yatim dan orang-orang tak mampu dikordinir untuk menghadiri acara Bukber.

Sebuah acara Bukber dikemas agar acara yang bernama  Bukber  dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu, mereka membentuk sebuah kepanitian. Dari beberapa yang menjadi panitia bekerja keras untuk mensukseskan proyek Bukber bersama anak yatim. pekerjaanpun dilakukan  dari membuat proposal, meminta anggaran, dan segala macam. 

Setelah propel terselesaikan,  tugas mereka pun berlanjut kepada pembentukan tim, yakni sebuah tim yang bertugas untuk mencarikan sebuah dana. Pencarian dana pun dilakukan ada yang mendatangi secara langsung, lalu mereka cukup dengan sedikit berbicara maksud kedatangannya, dan ada juga melalui proposal agar bersedia menjadi donator, pokoknya bagaimana acara ini sukses.

Dan tim pencari anggaran tentunya berbeda dengan mereka yang melakukan Buber menggunakan uang pribadi. Dan berbeda juga dengan menggunakan uang pribadi yang berharap sungguh-sungguh mendapatkan pahala. Dan semoga melakukanya dengan sungguh-sungguh.  

Untuk yang mendatangi secara langsung, pernah terjadi pada saya.  Sedikit berkisah tentangnya,  saat itu,  ada kedua perempuan, mereka   menghampiri kami yang sedang asik menikmati kopi. dan mereka pun langsung   berbicara tentang maksud dan tujuannya.

Setelah penjelasanya yang lumanyan panjang,  bahwa mereka berniat untuk berbuka puasa dengan para anak yatim. Penjelasan mereka,  cukup membuat saya terenyuh. Mungkin kisah ini, pernah juga dirasakan oleh saudara.

Dari apa yang mereka lakukan memunculkan bahan renungan, sebuah renungan yang bukan hendak  mempertanyaakan apakah mereka benar melakukan itu semua. Melainkan sebuah renungan apakah begitu susahnya melakukan Bukber sehingga perlu berjalan sana-sini hanya untuk mendapatkan bantuan anggaran, untuk satu hal ini saya salut terhadap kepudulian meraka. Dan  tak hanya itu saja, sebuah renungan terhadap menimpa anak yatim, Negara, dan agama.

Dalam sebuah UUD 45 ada sebuah pasal yang menyatakan bahwa “fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara”. Harap dikoreksi jika saya salah. Jika merajut pada pasal tersebut nampak bahwa Negara menjamin kehidupan anak terlantar yang di dalam termasuk anak yatim.

Lalu begitu juga dengan agama, dalam agama  terdapat sebuah ungkapan dari orang yang saya kagumi, meskipun saya masih ingkar padanya dalam menjalankan agama yang dibawa, sebuah anjuran untuk menyatuni anak yatim.

Kedua hal, yakni Negara dan agama sebagaimana kita ketahui bahwa Negara kita sepertinya melarang orang untuk tidak mempuanyai agama, lihat saja dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Dari kedua hal tersebut saling berkaitan. Dan pemimpin  yang taat dalam menjalankan agamanya, tentunya akan dengan mudah merealisasikan yang sudah  menjadi tanggungjawabnya.

Maka dengan begitu anak yatim sudah tak lagi terlantar.  untuk mewujudkan itu semua, bagaimana pemerintah membentuk sebuah organisasi  penampungan anggaran yang benar-benar menjalankan secara amanah. Sehingga memunculkan kepercayaan orang yang mempunyai harta atau  berlebihan tentunya akan dengan mudah menyalurkan sebagian rezikinya kemana.

Dengan adanya organisasi tersebut, maka apabila terdapat orang yang hendak membuat acara Bukber bareng tentunya dengan sangat mudah. Sebab  mereka tak perlu lagi berjalan kesana-kemari, dan mereka tahu hendak pergi kemana?

Dan semoga saja anak yatim bukan hanya dibicarakan pada bulan puasa saja.  



Share this post :

+ komentar + 2 komentar

August 22, 2011 at 9:21 AM

semoga saja sodaqoh dgn mengatasnamakan anak yatim adalah benar adanya.. jika tdk yah Tuhan yg membalasnya... Justru keadaan ini yg plg ironis!

August 22, 2011 at 11:04 PM

terimakasih atas komentarnya,kita berharap hal yang serupa dan semoga saja anak yatim tak hanya selalu jadi sandang pembalut.

Post a Comment

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta