Oleh Dede Supriyatna
Selain ketupat pada hari Lebaran, biasanya hari Idul Fitri juga ditandai juga dengan Halal Bi Halal. Untuk Halal Bi Halal yang dllakukan dengan cara mendatangi rumah ke rumah, atau bahkan ada yang mudik ke kampung halamannya. Mereka menjadikan lebaran ini, orang-orang mulai minta maaf orang-orang terdekat, sanak family, dan para tetangga . Dan sungguh sebuah tontonan dari hubungan antar manusia yang begitu erat, dan semogga saja tali silaturhmi tetap terjaga.
Ngomong-ngomong tentang Halal Bi Halal, coba tengok berita yang dikeluarkan oleh media pada hari Senin tentang para Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang melakukan Halal Bi Halal yang bertepan pada hari pertama kerja, danmungkin juga para kantor ada yang melakukan hal serupa.
Dan ternyata keluarga besar UIN Jakarta tak mau kalah dalam hal Halal Bi Halal, bahkan mereka (UIN) telah membuat spanduk berukuran cukup besar yang dijadikan sebagai informasi dalam acara Halal Bi Halal tersebut. Spanduk yang terpampang di dekat gerbang pintu masuk, sehingga orang-orang yang secara kebetulan melintas depan UIN akan menyaksikan spanduk tersebut.
Di dalam spanduk yang tertera tulisan HALAL BI HALAL , keluarga besar UIN Jakarta bersama Ir. H.M. Hatta Rajasa (Menko Perekonomian RI), bertempatkan Auditorium, Kamis 8 September 2011. Acara berlangsung dari jam 09.00 sampai pukul 11.00 WIB. Tak ketinggalan fotonya Hatta Rajasa yang memenuhui spanduk tersebut.
Acara Halal Bi Halal yang memakan waktu lumayan lama, di tengah padatnya jadwal kerja Hatta Rajasa dalam mengurusi bidang perekonomian, selain kegiatan-kegiatan yang lainya. Dan kita paham benar posisi beliau saat ini, karena posisinya merupakan orang penting. Maka acara Halal Bi Halal ditempatkan ditempatkan di Auditorium yang dijadikan tempat khusus untuk acara-acara tertentu, dan mungkin ini adalah salah satunya.
Karena tempat tersebut hanya untuk hal-hal begitu penting, sehingga terkadang masih sukar untuk mahasiswa mengadakannya acara ditempat tersebut, dan seandainya mahasiswa bisa mengadakanya acara di Auditorium, masih diperlukan sesuatu agar acara tersebut bisa lancar, yakni biaya perawatan untuk Auditorium yang mesti dikeluarkan oleh pengada acara sebesar 2 juta.
Apakah acara tersebut cukup penting, sehingga seorang yang ikut menentukan kebijakan dalam perekonomian bangsa singgah ke UIN Jakarta? Mungkin juga iya, dan salah salah satu alasannya, bahwa UIN merupakan kumpulan orang-orang intelektual dan masih bagian dari masyarakat Indonesia. Maka hendak sekalian berdiskusi mengenai perekonomian bangsa Indonesia. Dan karena secara kebetulan masih dalam suasana Idul Fitri, maka dibentuk dalam perihal Halal Bi Halal, atau hanya sekedar Halal Bi Halal saja dengan waktu yang cukup lama.
Dan tentunya masih ada sebab lainya perihal lainya, sebagaimana obrolan di jalan Pesanggrahan samping kampus UIN Jakarta yang berbicara tentang Halal Bi Halal? ada yang berpendapat bahwa untuk pencitraan, untuk apa lagi coba? Jika hanya sekedar Halal Bi Halal keluarga besar, kenapa Hatta Rajasa ikut hadir yang merupakan seorang politikus, dan juga mempunyai jalinan keluarga dengan Presiden RI sekarang. Sampai-sampai membaut spanduk yang cukup besar.
Namanya juga sebuah pengamatan dari acara tersebut, tentunya jawabannya bisa benar atau juga salah, atau bahkan melebar kemana-mana. Apalagi jika kita melihat dengan pengandaian bahwa itu adalah sebuah teks. Maka akan terdapat orang yang akan membaca perihal teks tersebut, dan sangat mungkin memunculkan tafsiran-tafsiran akibat dari teks tersebut.
Lalu bagaimana caranya agar teks tersebut dapat diungkapkan kebenarannya, terlampau banyak perdebatan dalam perihal penafsiran, dan seandainya teks itu diungkapan oleh sang pembuat teks sendiri, masih selalu ada jeda untuk tersenyumbi dibalik kebenarannya.
