Berita Terbaru:
Home » » “Hanya ngomong, Doang”

“Hanya ngomong, Doang”

Written By angkringanwarta.com on Sunday, October 30, 2011 | 23:36

Sore itu, (30/28), Rintik-rintik hujan masih mengguyur kawasan sekitar jalan di depan UIN Jakarta, Ciputat. Sebelum pertigaan arah Bintaro, samping gerbang depan kampus UIN, tepatnya di depan SMK Triguna terdapat seorang yang menjual gorengan.

Penjual gorengan itu, dengan sibuknya memasukan satu-persatu tahu yang sudah diberi tepung, dan sebelumnya ia juga melakukan hal serupa terhadap tumpukan tepung yang telah diberi irisan wortel, kol, lalu mengambilnya seukuran satu sendok makan dan menumpahkan pada tumpakan minyak yang sudah panas. Tak lama berselang, tangan kananya asik mengocek setiap gorengan yang sedang ia goreng.

Untuk sesaat, ia hentikan aktivitasnya tatkala seseorang datang menghampirinya. Dengan cekatan ia akan memindahkan gorengan yang berada di digerobak ke dalam bungkusan kertas. Lalu ia akan melanjutkan aktivitasnya kembali.

Sudah dari tahun 1992 ia berjualan gorengan, dan untuk tempat tinggalnya, ia sekarang mengontrak di Situ Gintung yang menabah biaya hidup, sebab pada awal mulanya, sebelum tragedi jebolnya situ gintung ia menempati sebuah bangunan di tanah miliknya sendiri.

Sebidang tanah yang dibeli dari dinas perairan, tapi secara tiba-tiba sebuah tragedi datang menghampirinya dan bahkan setiap warga di sekitar situ gintung. Atas tragedi tersebut, maka seluruh pemukiman warga terhanyut oleh air, termasuk rumah mungilnya.

Dan kini, situ gintung telah mengalami perbaikan dengan sebuah bendungan yang nampak terlihat lebih kokoh. Tapi, sayang kekokohannya masih memiliki sebuah masalah. Sebuah masalah yang pernah dijanjikan oleh presiden Indonesia, yakni SBY yang berniat mengganti rugi setiap bangunan yang hancur. Namun hingga kini, realisasinya belum juga terwujud, “Hanya ngomong doang, sebab sampai sekarang belum juga diganti”. “Entah, kalau sudah diganti, mungkin dikorupsi” ujarnya.

Sambil menjawab setiap pertanyaan, tangannya masih sibuk dengan mengoreng dan melanyani setiap pembeli. Hujan perlahan telah reda, sayapun berlalu tanpa sempat menanyakan namanya. (Dede Supriyatna)

Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta