Tentunya kita masih ingat dengan rancangan pembangunan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan anggaran mencapai Rp 1,2 triliun.
Sebuah anggaran yang tak bisa dikatakan sedikit. Dan seandainya uang tersebut, dilimpahkan setengahnya, atau seperempat untuk bangunan Sekolah Dasar Negeri Tugu 6 (SDN) tentunya kejadian tak seperti sekarang.
Sebuah kejadian yang begitu memprihatinkan menimpa sekolah yang terdapat Tugu, Depok saat ditemui Angkringanwarta, Senin (2/4), yakni didapati bangunan yang dibiarkan kosong melompong tanpa jendela dan pintu. Dan dari sebuah ruangan tersebut dijadikan sebanyak tiga ruangan dengan dibuat petak-petak yang dibatasi menggunakan papan triplek atau pun spanduk.
Dari ketiga ruangan hanya dua ruangan yang bisa digunakan untuk kegiatan proses belajar dan membiarkan ruang tengah kosong, hal demikian dimaksudkan agar siswa tak terlalu terganggu dalam belajar. "Hal demikian dimaksudkan agar para siswa tak merasa terganggu dari luar," sebagaimana dipaparkan Kepala SDN Tugu 6 Sujiah.
Kondisinya demikian membuat para siswa tak kebagian ruangan dalam belajar, akibatnya banyak dari para siswa yang dipindahkan ke SDN Tugu 11 dan 8 untuk proses belajar, sebab tak ada ruang kelas lagi yang bisa digunakan untuk kegiatan belajar.
Tak ada tempatnya belajar yang dan kondisi bangunan yang sedemikian rupa, tentunya membuat para siswa mengalami gangguan dalam proses belajar mengajar. Dan tak hanya sebatas gangguan belajar saja yang dirasakan para siswa, para siswa harus berhati-hati saat bermain. Sebab bangunan yang berada di pinggiran ibu kota masih beralaskan tanah dan banyak paku-paku yang masih berserakan.
Penyebab dari kondisi yang begitu memprihatinkan, disebabkan akibat molornya jadwal bangunan dari jadwal yang telah ditentukan. Pada jadwal yang tertera, proses bangunan selesai pada Desember 2011.
