Berita Terbaru:
Home » » Primadona Udang Indonesia, Kalah dengan Cina

Primadona Udang Indonesia, Kalah dengan Cina

Written By angkringanwarta.com on Thursday, May 31, 2012 | 02:19

Sejak 1970-an, udang telah menjadi komoditas primadona Indonesia. Sekitar 40 persen dari total nilai ekspor perikanan Indonesia, berasal dari udang. Pada 2011, nilai ekspor perikanan yang mencapai 3,2 miliar dolar AS, sekitar 1,2 miliar dolar AS berasal dari ekspor udang. Bahkan, sejak dicanangkannya Program Udang Nasional pada 1982 sampai 1996, Indonesia pernah menjadi produsen udang budidaya terbesar di dunia.

DEMIKIAN diungkapkan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Rokhmin Dahuri, MS, pada Forum Udang Tahun 2012 bertema “Sinergitas Antar Stakeholders Dalam Industrialisasi Udang untuk Peningkatan Produksi Udang Nasional” di IPB International Convention Center, Bogor, (24/5/2012) lalu.

Menurut Dahuri, seiring jumlah penduduk dunia yang terus bertambah, permintaan udang di pasar domestik maupun ekspor pun terus meningkat. Sementara, produksi udang dari perikanan tangkap terus menurun.

Dahuri menjelaskan, berdasarkan data statistik kelautan dan perikan, pada tahun 2011 ekspor udang mencapai 152,053 ton atau mengalami kenaikan dibanding 2010 yang hanya mencapai 145,092 ton. Namun, jumlah itu turun drastis jika dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencapai 169,329 ton.

Walaupun tahun 2011 produksi udang budidaya Indonesia mengalami kenaikan, namun masih berada di bawah China, Thailand, dan Vietnam. Padahal, Indonesia memiliki wilayah pesisir yang potensial untuk tambak udang, yakni sekitar 1,22 juta ha (terluas di dunia?). Ini merupakan potensi produksi (supply capacity) terbesar di dunia dan hingga sekarang belum dimanfaat secara optimal.

Maka melalui retivilisasi yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan, usaha budidaya tambak udang dapat diproduksi secara masal, ukuran dan kualitas (dengan teknologi) bisa diatur menjadi relatif seragam dan baik. Begitu juga soal waktu produksi, bisa diatur secara reguler guna memenuhi syarat program industrialisasi perikanan.

Maysarakat pesisir Indonesia sudah ‘familiar’ (memiliki kemampuan teknologi dan terbiasa dengan budidaya udang) dan juga diharapkan banyak menyerap tenaga kerja, sehingga menghasilkan efek pengganda ekonomi (multiplier effects) yang besar dan luas.



Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta