Berita Terbaru:
Home » » KBA: Muda yang Demam Korea

KBA: Muda yang Demam Korea

Written By angkringanwarta.com on Thursday, September 20, 2012 | 11:13



Demam korea. Ungkapan akrab yang melekat pada mereka para pecinta, kalau tidak mau dikatakan peng-“gila”, segala yang bercorak korea. Mulai dari musik, group band, fasion bahkan kosmetik kecantikan, semua serba korea. Adalah sebuah produk budaya yang lagi laku di pasaran kalangan muda, sekarang. 

Begitu kuatnya hipnotis boy band asal Korea terhadap generasi muda,  bahkan pengaruhnya kini sudah merambah masuk di dunia belantika musik pop Indonesia. Sebut saja SMASH, Cherrybelle dan 7 Icon, mereka adalah group band lokal dengan polesan (asal) Korea, bahkan tidak berlebihan jika ketenaran mereka hasil mendompleng trand korea. Sebuah aji mumpung!

Tepat pada 5 Desember 2010 lalu, telah berdiri sebuah komunitas pecinta boy band korea di UIN Jakarta, Korean Boy Band Addict disingkat KBA. Ide awal terbentuknya komunitas ini tidak lepas dari mimpi tiga dara; Rahma, Siti Novita Rosanti dan Arum, yang memiliki kesamaan rasa suka pada boy band asal korea. Tiga cewek gila yang nekat. 

Adapun seiring dengan bertambahnya waktu, komunitas ini semakin diterima dan mengalami perkembangan. Anggotanya tidak hanya berputat pada mahasiswa UIN Jakarta saja, sebagian ada dari kampus lain seperti; UI, IPB, Ahmad Dahlan, UMJ dan kalangan masyarakat umum. Bahkan ada diantara mereka adalah mahasiswa dari korea yang sedang belajar di Indonesia. Luar biasa!

Bagi para pecintanya, komunitas ini memiliki panggilan khusus “KBA Lovers”. Mereka memiliki motto cerdas, update, dan saranghae yongwonhi (selalu cinta selamanya). Perwujudan dari rasa cinta bagi para anggotanya, KBA Lovers memiliki segudang kegiatan, diantaranya; kelas mingguan bahasa korea (Hangul), kajian budaya korea, membuat skrip drama korea (fanfic), kelas memasak ala korea (Korean cooking class), bahkan sampai belajar menyanyi dan dance korea (song and dance cover). Segala yang bercorak korea. 

Kecintaan terhadap segala bercorak korea tidak lantas membutakan mata dan melunturkan identitas mereka sebagai anak bangsa, itu prinsip. Bahkan mereka menolak keras orang yang mengaku pecinta korea dengan hanya mengekor saja. “Kalau jadi lover jangan sampai berlebihan, tutur Rahma, “sampai harus potong rambut, fashion dan style ala korea, yang begitu tidak perlu, berlebihan. Penggemar cerdas mesti tetap menjadi diri sendiri, bukan menjadi orang lain,” imbuhnya.  

Masih ada satu pelajaran penting yang selalu ditularkan kepada para KBA Lovers adalah cinta keluarga. Hal itu bisa dilakukan dalam wujud sederhana, contohnya dengan tetap aktif belajar/ kuliah dan berprestasi. “Tidak sedikit anak muda yang suka pada korea lantas lupa pada tanggungjawabnya,” terang Rahma, “teriak histeris menyambut artis korea datang saat di bandara, sering bolos dengan alasan untuk nonton konser. Konyol itu namanya,” tegasnya. 

Komunitas bukan sekadar ajang kumpul atau nongkrong. Lebih dari itu, ber-komunitas bisa menjadi ajang pembelajaran sekaligus pengembangan diri dengan belajar sesuatu yang baru dan segar. Manfaat lain adalah semakin banyak teman juga pengalaman. (A.N)



Kegiatan seputar KBA Lovers:

  • Gathering KBA Lovers lintas kampus di Monumen Nasional (Monas). 
  • Lesehan: diskusi Korean Culture bersama mahasiswa Universitas Esa Unggul di CafĂ© Cangkir, UIN Jakarta.
  • Seminar: Teknologi dan peluang scholarship Korea di National Information Communication and Technology (NICT). 
  • Kajian mingguan Korean Culter Center (KCC), bedah Film Korea, foto bareng dengan baju Hanbok (baju tradisional Korea), seni lukis, topeng dll. Library bahasa korea/ English di Office Tower Sudirman, setiap Juma’t. Free!!


KBA Lovers: fanpages @KBALovers, pikapikaharu.blogspot.com





Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta