Melalui akun Twitternya Andik Vermansyah menyatakan kepada
siapa pun agar tidak membenci timnas. “Anda boleh benci PSSI, Anda boleh benci
KPSI. Tapi mohon jangan Anda benci Timnas Indonesia…” kicau Andik.
Curhatan hati Andik seakan mempertanyaakan kecintaan
suporter Indonesia terhadap tim kesayangan di tengah-tengah kerakusan para
politikus yang saling adu jotos memperebutkan kekuasaan.
Hasil penelusuran Firma Sport Marketing yang berbasis di
Inggris yakni Initiative Futures Sport+Entertainment menyebutkan, suporter
sepakbola di Indonesia termasuk yang paling fanatik.
Maka tak perlu kau ragukan lagi, kecintaan suporter terhadap
tim Indonesia, ini adalah kecintaan dari suporter sejati tak akan pernah pudar
meski apa pun yang tejadi, timnas selalu di hati. Ini adalah panggilan hati
dari semangat nasionalisme untuk terus memberikan dukungan.
Tidakkah kau lihat, para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang
ada di Malaysia berbondong-bondong datang ke Stadion Bukit Jalil hanya untuk
menyaksikan kau berlaga. Atau kah kau tak mendengar kabar, soal seseorang yang
rela menjual motor kesayangan, laptop hanya untuk menyaksikan timnas Indonesia
berlaga.
Mereka bangga dengan atribut merah putih, kostum timnas
dengan lambang burung garuda di dada.
Jarak, waktu atau pun uang yang harus dikorbankan demi dukungan moril
kepada timnas kebanggaannya.
"Bagi kami mendukung Timnas adalah harga mati.
Kemenangan Timnas Indonesia adalah kemenangan Bangsa Indonesia. Dan menjadi
tugas dan tanggung jawab kami adalah mendoakan serta mendukung mereka,"
kata salah seorang TKI Tengku seperti dikutip Antara, Sabtu (1/12).
Selama si kulit bundar masih berada di tengah lapangan
hijau, selama itu pula dukungan mereka tidak mengendur sedikitpun. Teriakan
'Indonesia...Indonesia..' berkumandang selama pertandingan berlangsung. Warna
merah putih hampir mendominasi stadion Bukit Jalil. Warna dan dukungan TKI itu
yang menjadi mesin pemacu semangat.
*Pecinta Timnas Indonesia