Bentuk cinta kasihnya terhadap bangsa dengan segala pengorbanan dibayar sikap acuh pemerihtah. Keacuhan pemerintah terlihat dengan minimnya tunjangan bahkan tidak adanya dana pensiunan .
Hal itulah yang membuat para veteran terpaksa menjalani sisa hidupnya dengan menjaga pintu kereta api, penarik becak, tukang parkir, tukang angkut dipasar-pasar, buruh tani, hingga ada yang menjadi tambal ban. Bahkan ada sebagian dari mereka terpaksa mengemis demi menyambung hidup.
Menyaksikan hal itu, seorang pria bernama Heri Eriyadi tergerak hatinya membentuk sebuah komunitas yang diberi nama Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI).
Melalui komunitas tersebut, ia bersama kawan-kawan mencoba memberikan sesuatu yang tak seberapa jika dibandingkan dengan pengorbanan para veteran. “Kita sering berikan kepada mereka baik berupa bantuan moril, maupun materil dengan tujuan sebagai bentuk kepedulian dan upaya menghargai jasa mereka,” ujar Heri.
Selain itu, KCPI sering mencoba berbagi cerita dengan para veteran terutama pada saat momentum sejarah. Dalam acara tersebut, para veteran diajak untuk menceritakan
pengalamannya kepada anak muda. “Harapan kami, semoga dengan terhiburnya mereka, ada ucapan, doa dan rasa ikhlas kepada rakyat saat ini agar negeri ini kembali menjadi negara yang besar,” cetus pria yang saat ini berusia 42 Tahun.
Dengan cerita tersebut, ia berharap semoga juga dapat menambah wawasan anak muda tentang sejarah, Apa lagi cerita itu disampaikan secara langsung para pelaku sejarah yang berjuang sebelum dan sesudah kemerdekaan antara tahun 1940-1958. “Pada tahun itulah, banyak hal-hal menarik tentang sejarah para pahlawan,” imbuhnya.
Komunitas yang berdiri pada 25 November 2011 ini juga mengharapksan agar para
pemuda indonesia selalu mengingat sejarah perjuangan bangsa, tetap menghargai jasa para pahlawan serta menghormati pasa pejuang yang masih hidup.
KCPI saat ini telah mempunyai 172 anggota yang terdiri dari veteran, orang tua dan anak muda.
Tahun ini KCPI juga akan berubah bentuk menjadi sebuah yayasan untuk para pejuang terlantar dan berencana akan mendirikan sebuah sekolah mandiri yang berwawasan perjuangan nasional satu-satunya di Indonesia. (Jong)
