Berita Terbaru:
Home » » Gizi Buruk Sebabkan Kematian Massal di Papua

Gizi Buruk Sebabkan Kematian Massal di Papua

Written By angkringanwarta.com on Friday, April 05, 2013 | 00:05


Wabah gizi buruk dan busung lapar yang terjadi sejak November lalu menyebabkan kematian massal masyarakat adat di Distrik Kwoor, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Hingga Februari 2013, tercatat sebanyak 95 orang meninggal dunia dan 535 orang terserang penyakit.

Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sorong Barat, Kostan Mangabio menjelaskan, setidaknya ada tiga desa yang terkena dampak dari wabah ini. "Kesimpulan dari berbagai informasi yang masuk serta meneliti langsung ke lapangan ada tiga desa (yang terkena dampak) yakni Jokbijoker, Kosefo, dan Badai di Distrik Buor Kabupaten Atambua Papua Barat " papar Kostan (2/4).

Menurutnya, sejak awal munculnya wabah masyarakat telah melapor ke Dinas Kesehatan setempat, namun tidak langung ditindaklanjuti. Begitu korban berjatuhan, lanjutnya, Dinas Kesehatan baru merespon laporan masyarakat. Dampak wabah juga diperparah dengan kurangnya tenaga medis yang tersedia.

“Kurangnya tenaga medis membuat masyarakat seringkali tidak mendapatkan pelayanan karena mantri atau dokter tidak ada di tempat. Untuk dapat pengobatan, warga harus berjalan kaki ke kampung lainnya untuk mencari pengobatan," ujarnya.

Sebagai contoh, Konstan mengungkapkan, 12 warga Kampung Kosefo yang sakit harus berjalan kaki ke Distrik Sausapor selama empat hari untuk berobat dan melaporkan kejadian ini ke pihak Rumah Sakit.
"Masyarakat di Kampung Jokjoker juga mengalami trauma (ketakutan) karena banyak warga yang meninggal dunia. Mereka terpaksa pindah ke Kampung Bikar, Baddei Sibi dan sebagian ke Sausapor. Sedangkan jarak tempuh dari Kampung Jokjoker ke Bikar adalah 1 hari berjalan kaki," ungkapnya.

Ia juga mengeluhkan lambannya bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Menurutnya, sejak Sabtu (30/2), pemerintah baru melakukan pengiriman obat-obat di beberapa titik, yakni Kampung Sumbab dan Bikar
“Masyarakat disuruh turun ke Kampung-kampung. Karena banyak yang sakit dan tidak mampu berjalan jauh lagi, maka hanya sebagian warga saja yang mengambil obat-obatan dari kampung yang ada pelayanan kesehatannya," ujarnya. (Adit)


Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta