Berita Terbaru:
Home » , » Sidang Isbat

Sidang Isbat

Written By angkringanwarta.com on Wednesday, June 19, 2013 | 04:30

OlehEster Pandiangan

Sonya benci Ramadhan! Buat Sonya Ramadhan bukan bulan penuh berkah seperti yang dikata-katakan orang. Bulan hidayah, bulan penuh rahmat dan segala tetek-bengek berbau religius lainnya. Sonya tidak seperti orang kebanyakan yang menanti-nantikan Ramadhan dengan sukacita yang melimpah. Mungkin karena Sonya bukan orang kebanyakan. Sonya tidak seperti anak kecil yang senang Ramadhan karena tawaran menu buka puasa yang bikin air liur menetes. Mungkin karena Sonya bukan anak kecil.

Sonya tidak seperti karyawan atau katakanlah PNS yang tergirang-girang menyambut Ramadhan karena akan dapat gaji ke 13. Yah, mungkin karena Sonya bukan PNS yang kerjanya duduk-duduk, walau hampir separuh waktu kerja Sonya dihabiskan dengan duduk. Tapi setidaknya Sonya benar-benar mengeluarkan keringat untuk mendapatkan gajinya. Soal halal dan haram toh hanya beda dua huruf saja.

Sonya benci Ramadhan karena pada masa itu dia tidak bisa bekerja seperti hari-hari biasa. Seperti bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, September, Oktober, Nopember. Kebanyakan Juli seringnya Agustus dan kadang-kadang September, ketika bulan Ramadhan, bulan yang katanya suci tapi kutukan buat Sonya.

Apa pasal? Sonya miskin penghasilan di situ. Yah, buat pekerja yang modalnya ngangkang, pekerjaan Sonya menjadi haram pada bulan Ramadhan. Padahal entah apa bedanya. Pada bulan yang kata orang Ramadhan itu, tempat-tempat dimana Sonya mendapat penghasilan ditutup. Tidak boleh dibuka. Yah, katanya karena bisnis remang-remang, gelap-gelapan jadi haram.

Tapi, ketika bulan Ramadhan selesai, Sonya bisa bekerja seperti biasa lagi. Bisa ngangkang seperti biasa lagi. Bisa dapat uang seperti biasa lagi. Pokoknya Sonya bisa bekerja seperti biasa lagi. Titik.

Sonya sebal, penghasilannya selama satu bulan itu turun. Memang dia tetap menerima setoran bulanan dari laki-laki separuh baya yang biasa dia panggil Si Papi. Laki-laki dengan bulu memenuhi tubuhnya. Laki-laki berhidung mancung dengan aroma sabun di lehernya. Laki-laki yang menjadi pelanggan tetapnya.

Bukan hanya soal uang saja yang membuat Sonya kesal tetapi kehadiran Si Papi yang akan semakin jarang ketika bulan Ramadhan tiba. Si Papi bakal lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarganya di Menteng. Menghadiri buka puasa di sana-sini bersama anak yatim. Memperbanyak amal ibadah katanya.

Sahur, buka puasa bersama, tarawih dan hal-hal dengan bau religius lain adalah hal-hal yang tidak mau Sonya pahami. Mungkin bukan tidak mau tapi Sonya memang tidak memahami. Mungkin bukan tidak memahami tapi Sonyanya memang tidak bisa memahami.

Sejak kecil Sonya bermusuhan dengan agama. Agama membuatnya menderita. Ketika dia lahir sebagai nasrani dia disebut aneh karena punya Tuhan tiga. Bahkan teman-teman menakuti dia dengan mengatakan nantinya dia akan jadi kayu api di neraka.

Lagi-lagi agama membuatnya menderita kala dia memutuskan untuk ikut dengan laki-laki yang katanya mencintai dia setengah mampus. Ternyata Sonya dibohongi! Laki-laki itu sudah beristri dan dia dipoligami. Sonya benci agama dan agama membenci Sonya. Buktinya ketika dia jadi lontepun, agama tetap mencecarnya, agama tetap mengejarnya. Menelanjangi dia sampai ke urat tulang, seakan semua yang dia lakukan adalah tercela.

Sonya benci Ramadhan. Membuat dia jauh dari hal-hal yang dia sukai. Uang, seks, bisingnya kelab malam, lampu diskotek yang kerlap-kerlip, aroma minuman keras dan kehadiran Si Papi. Yang keluar cepat tapi Sonya suka.

“Kamu tahu nggak, tempat kita biasa nge-wine bareng Si Papi udah tutup lho, padahal ini baru hari apa???”
Suara keras Peggy memecah lamunan Sonya. Nama sebenarnya Azizah tapi semenjak jadi lonte dia menggantinya menjadi Peggy.
“Mana ada pekcun namanya Azizah?” demikian komentarnya soal pergantian namanya.
“Hei, kamu dengar nggak?” lengan Peggy yang basah oleh keringat menyenggol lengan Sonya. Maklum mereka lagi fitness. Untuk orang-orang dengan profesi tak bermoral seperti mereka wajib memerhatikan badan.

Fisik itu yang utama. Semua harus tampil kinclong. Bentuk badan yang aduhai, bohai atau apapun istilahnya yang menggambarkan lekuk tubuh seksi seorang perempuan. Tidak hanya luluran, fitness, aeorobik, kegel bahkan sebagian mereka tak segan melakukan labioplasty, vaginoplasty, piercing—supaya memikat klien, pun mentato organ intimnya. Seperti Peggy yang mentato kupu-kupu tepat di atas anunya. “Kan cantik…hihihi…” Peggy tertawa genit.
“Memang puasa kapan sih”
Lagi-lagi Peggy mengusik Sonya.
“Aku nggak tahu, ada yang bilang Kamis, ada yang bilang Jumat, ada juga yang bilang Sabtu….” jawab Sonya sekenanya.
Dia benar-benar tak mau berdiskusi hari ini. Di kalangan teman-teman, Peggy memang terkenal suka mengajukan banyak pertanyaan. Sampai-sampai lawan bicaranya jengah. Karena dia selalu bertanya ini itu ini itu.
“Walah, kok repot gitu ya? Kok bisa beda-beda ya? Jadi bener yang mana?” Peggy  merepet seperti knalpot motor tua.
“Yah, kan beda-beda, Islam itu ada banyak aliran, jadinya menentukan hari pertama puasa pun berbeda…” kata Sonya lagi.
“Lha, kok bisa gitu ya? Bukannya Islam, ya Islam?”
“Yah, sama seperti Kristen, ada HKBP, kharismatik..”
“Kamu kok tahu? Memangnya agamamu apa?”
“Aku nggak beragama. Kamu sendiri?” Sonya balik bertanya pada Peggy.
“Hihihi…agamaku ini,” Peggy menunjuk alat kelaminnya, “ini yang bisa ngasih aku makan..” katanya cekakak-cekikik. Mau tak mau Sonya tersenyum.
“Kamu ini dari tadi ngeliatin tivi, melototin apa sih? Nggak treadmill-an kamu?”
“Nggak, nanti aja..”
“Nontonin apa?” Peggy penasaran dan ikut nongkrong di muka tivi.
“Ini sidang isbat…penentuan kapan hari pertama puasa dimulai..”
“Oh…”
Sonya dan Peggy tidak begitu memahami apa yang diperdebatkan pria-pria berpeci hitam dan berjas hitam yang tampak di televisi. Muhammadiyah menolak ikut sidang isbat. Mereka sudah menentukan waktunya sendiri. Bahkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin sudah mengeluarkan pernyataan kalau puasa akan dilaksanan 20 Juli 2012. Sedang kementerian agama, ormas islam masih menunggu penampakan bulan untuk tahu kapan 1 Ramadhan.
“Ribet ya orang-orang yang beragama ini…” komentar Peggy saat tayangan selesai.
Sonya hanya mendehem. Menyadari gelagat Sonya yang dari tadi kelihatan tidak bersemangat rasa penasaran Peggy terusik.
“Kamu kenapa sih? Yuk, nge-wine, aku dapat kabar dari Rosa, ada pub di Kemang yang masih buka, Nek…”
“Hmm…” jawab Sonya pendek.
“Ih, nggak asyik banget siiiiiiih…” Peggy manyun, kemudian matanya berbinar, “ajak Si Papi gih…” kata Peggy semangat.
Sonya semakin merengut dan berkata dengan setengah membentak, “Kamu nggak lihat tadi? Papi sibuk sidang isbat!”
Mendengar jawaban Sonya, Peggy tertawa cekakak-cekikik seperti kuntilanak di televisi, “Rempong ya bok punya agama…”
Kopaja, Juli 2012

Jakarta, 19 Juli 2012

17.07 WIB


Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta