Berita Terbaru:
Home » » Laporan Mata Dari GBK

Laporan Mata Dari GBK

Written By angkringanwarta.com on Wednesday, July 31, 2013 | 09:54

Saya percaya bahwa kebahagian dasar seorang fans sepakbola adalah ketika bisa menonton tim kesayangannya langsung di stadion. Itulah yang saya lakukan kala menyambangi stadion Gelora Bung Karno untuk menyaksikan pertandingan Chelsea FC melawan Indonesia All-Stars, atau sering juga disebut BNI Indonesia All-Stars. Harga tiket yang mahal memang ujian yang berat untuk mahasiswa kere seperti saya. Ya 300 ribu untuk kategori II di belakang gawang memang lumayan keterlaluan. Namun karena ini aadalah acara setahun sekali, dan belum tentu bisa ada lagi tahun depan, maka ‘hajatan’ seperti ini wajib saya ikuti.

Untuk ke GBK saya ikut rombongan dari Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Bogor. Ada 3 bis yang disediakan untuk mengangkut para ‘Rangers & Babes’ dari Kota Hujan. Tidak salah kami berangkat sekitar jam 13.00 (kick-off jam 20.30) karena ternyata akses menuju Senayan sangat macet. Sampai jam 15.30 di area stadion, yang pertama saya lakukan adalah ‘menjarah’ berbagai merchandise gratisan di Chelsea Fanzone. Berbagai ‘rampasan perang’ mulai dari tas, topi, buku sejarah & profil klub, gantungan kunci, pulpen dan lain-lain berhasil saya dapatkan dan sempat membuat ransel saya kepenuhan. Harga tiket 300 ribu jadi tidak terlalu berat mengingat berbagai pernak pernik yang saya dapatkan itu kalo ditotal harganya mungkin bisa berkisar Rp 50.000 sampai Rp. 75.000. Belum lagi bonus syal gratis dari CISC Pusat.

Saya tak perlu lagi menyebutkan kegiatan apa saja yang saya lakukan sebelum pertandingan, karena akan sangat panjang. Memasuki stadion saya sempat kesal dengan seorang polisi yang menyita tongkat bendera saya. Padahal saya lihat banyak orang yang lolos masuk ke stadion dengan membawa tongkat untuk bendera. Untuk apa saya membawa bendera kalau tidak bisa dikibarkan.

Sejam sebelum kick-off para anggota CISC dari seluruh Indonesia sudah ber-chants ria. Bahkan saking asyiknya saya sampai tidak sadar kalo pertandingan sudah dimulai. Beberapa koreografi sederhana pun sempat ditampilkan. Saya menyebutnya sederhana karena memang tidak hebat-hebat amat, tapi juga tidak jelek. Namanya juga fanbase yang masih harus banyak belajar :))

Saya memang tidak terlalu fokus dalam menyaksikan pertandingan di lapangan, bisa dibilang hanya 30%. Selebihnya saya dan teman-teman lebih asyik nge-chants dan bernyanyi-nyanyi sekeras mungkin. Baru ketika pertandingan memasuki istirahat saya bisa duduk tenang, karena lumayan pegel juga jika berdiri terus.
Seperti yang saya bilang di atas, saya tidak 100% fokus menyaksikan pertandingan di lapangan, namun seperti layaknya seorang reporter radio, saya akan mencoba sedikit memberikan laporan pandangan mata kepada seluruh pendengar, eh pembaca maksudnya :))

Ya Mitra Olahraga, di awal-awal babak pertama, tim BNI Indonesia All-Stars (saya sebut saja BIAS, karena kepanjangan) mampu bertahan dengan cukup baik. Para pemain depan Chelsea terlihat mencoba memasuki area pertahanan BIAS. Tendangan Eden Hazard dari luar kotak penalti masih melayang jauh dari gawang.

Hazard sempat memberikan umpan bagus pada Demba Ba, namun tendangan dari Ba masih lemah dan membentur kaki seorang bek BIAS. Moses juga sempat membuat tendangan yang mengarah tepat ke Kurnia Meiga namun gagal ditangkap. Bola liar kemudian dikejar Hazard tapi keburu disapu keluar lapangan dan menghasilkan tendangan pojok.

Dari tendangan pojok itulah Chelsea kemudian mendapatkan hadiah tendangan penalti lantaran Terry yang hendak menendang dijatuhkan oleh seorang pemain saya tidak tahu namanya. Hazard yang mengambil eksekusi tanpa kesulitan menceploskan bola ke gawang Meiga.

Setelah itu kemudian Chelsea tak henti-hentinya melakukan serangan. Beberapa peluang dari Chalobah dan Wallace sempat mengenai tiang gawang. Namun serangan berikutnya kemudian mengenai sasaran. Umpan silang dari Hazard berhasil dimanfaatkan lewat sundulan dari Ramires. Skor pun berubah menjadi 2-0.

Gol berikutnya kemudian dicetak oleh Demba Ba. Saya lupa bagaimana proses terjadinya gol tersebut.
Penjaga gawang Chelsea, Jamal Blackman benar-benar tidak mendapatkan ancaman serius dari para penyerang BIAS. Bahkan saking santainya, Blackman mungkin bisa menjaga gawang sambil main gapleh dengan para kameramen yang berada di pinggir lapangan.

Seperti kata para pelatih Indonesia yang sudah-sudah, postur tubuh para pemain timnas yang pendek-pendek sering tidak menguntungkan pertahanan. John Terry bisa mengeksploitasi hal ini dan mencetak gol lewat sundulan. Babak pertama berakhir dengan skor: BNI Indonesia All-Star 0-4 Chelsea FC.

Masa istirahat saya manfaatkan untuk duduk sejenak sambil minum air dalam plastik yang saya bawa dari luar. Saya tidak mau membeli air di dalam stadion karena harganya sangat kapitalis. Tapi lucu juga ya, botol minum tidak diperbolehkan masuk ke stadion dan harus dimasukan ke dalam plastik karena alasan keamanan, namun pedagang air mineral dalam botol berseliweran di dalam stadion. Pedagang tahu dan kacang juga banyak mondar-mandir di depan saya. Ini stadion apa Terminal Lebak Bulus !! sekalian saja ada pengamen.

*

Di babak kedua, kembali reporter Reza Fajri akan memberikan laporan pandangan matanya. Kembali ke lapangan.
Ya terima kasih Bung Koes.

Saudara penonton, memasuki babak kedua Chelsea kembali menunjukan dominasinya. Sekitar 5 menit setelah babak kedua dimulai, Bertrand Antolin, maaf maksudnya Bertrand Traore berhasil melesakan bola ke gawang Kurnia Meiga. Skor 5-0 untuk keunggulan Chelsea.
Tak lama kemudian Romelu Lukaku memperbesar skor untuk Chelsea, dengan memanfaatkan umpan silang dari Hazard. Lagi-lagi postur tubuh pemain Indonesia yang imut-imut tidak menguntungkan sektor pertahanan.

Teriakan IN-DO-NESIA berkali-kali diteriakan oleh para penghuni GBK untuk memberikan semangat kepada para pemain. Mungkin karena nama timnya adalah BNI, sehingga seharusnya teriak B-N-I, maka dukungan para penonton seolah-olah tidak bekerja sama sekali.
Ramires kemudian kembali mencetak gol setelah mendapatkan umpan dari Lukaku. Skor pun bertambah menjadi 7-0. “Are You Watching Arsenal ?”

BNI Indonesia All-Star sempat melakukan berbagai serangan setelah Chelsea melakukan pergantian pemain. Namun serangan-serangan ini tidak ada yang menghasilkan gol. Justru malah Lukaku yang memanfaatkan jebakan offside yang salah dan menambah pesta gol Chelsea menjadi 8-0. Lukaku menjadi Lukamu.
Chelsea yang baik hati, lewat Tomas Kalas sempat memberikan 1 gol untuk tim BIAS. Ya lumayan daripada golnya kosong sama sekali. Skor ini bertahan sampai pertandingan selesai. BNI Indonesia All-Stars 1-8 Chelsea FC.

Sebenarnya saya sama sekali tidak bangga dengan skor besar yang diraih oleh Chelsea. Saya memang tidak peduli dengan hasil akhir. Bisa menonton langsung klub kesayangan dan berkumpul dengan ribuan fans dan anggota CISC dari seluruh Indonesia saja sudah merupakan pengalaman yang luar biasa. Pengalaman yang di tahun depan tidak dijamin akan ada lagi. Namun saya tetap berharap event seperti ini bisa diadakan kembali. Bahkan saya berharap ada semacam turnamen segitiga di Indonesia antara Chelsea – Timnas – Manchester United, misalnya. Ya semoga hal itu bisa terjadi.

Setelah berfoto-foto sejenak dengan kawan-kawan, sambil diiringi lagu ‘Blue is the Colour’ dan ‘CISC Anthem’, saya dan teman-teman kemudian beranjak keluar dari stadion GBK dan menuju bis yang akan mengantarkan saya kembali ke Bogor. Ah, benar-benar hari yang sulit dilupakan.
Oh iya lupa mengatakan, “kembali ke Bung Koes di studio”.

Penulis: Reza Fajri
Twitter: @rezafajri


Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta