Komaruddin Hidayat melalui akun twitternya menanggapi
kicauan Anak Desa @SyarifAhmad_ dan yayat biaro @yayatbiaro terkait
pemberitaan salah satu media nasional, penulis buku Anas Urbaningrum Tumbal
Politik Cikeas, Ma’mun Nurod Al Barbasy menyesalkan pihak kampus UIN Jakarta,
yang tidak memberikan izin bagi mahasiswa untuk menggelar bedah buku di
lingkungan kampus.
Anak Desa dengan akun twitternya @SyarifAhmad_
mempertanyakan kebenaran tentang larangan tersebut. "Ini gimna Prof.
@komar_hidayat ? @yayatbiaro: ahhahahahaha kampus apa
ini?http://m.sindonews.com/read/2013/09/19/15/785276/UIN … jkt Larang bedah
Buku Anas!" kicaunya
Yayat Biaro, pemilik akun @yayatbiaro mempertanyakan bentuk
larangan pihak kampus terhadap bedah buku Anas. ahhahahahaha kampus apa
ini? http://m.sindonews.com/read/2013/09/19/15/785276/UIN … jkt Larang bedah
Buku Anas!" kicaunya.
Akun @yayatbiaro ini bahkan menyarankan agar ada tim untuk
menelusuri pelarangan bedah buku. Bro coba kirim tim @TrioMacan2000 ke UIN jkt,
ada apa kok kampus mulai larang2 bedah buku! Pasti ada yg ga beres,"
imbuhnya.
Menanggapi kicauan tersebut, pemilik akun twitter, @komar_hidayat mengklaim selama ini UIN
Jakarta tak pernah melarang membahas buku apa pun. Setahu saya di UIN Jkt tak
ada larangan bahas buku apapun. Di FU ideologi2 besar yg anti agama bahkan
dipelajari. @SyarifAhmad_ @yayatbiaro," kicaunya.
Komaruddin mengklaim UIN Jakarta telah memberikan kebebasan
yang ingin membahas pemikiran pemikiran siapa pun. "Setahu saya di UIN
bebas bahas buku apa saja. Di FU pemikiran atheisme yg anti agama bahkan jadi
mata kuliah.Termsk faham Ahmadiyah," kicaunya lagi.
Bahkan, lanjutnya, pada Fakultas Ushuluddin mempelajari
setiap agama, filsafat, dan mazhab. "Di FU Jurs Perbandingan Agama,
berbagai agama, filsafat dan mazhab pemikiran dipelajari sbg kajian
ilmiah," imbuhnya. "Kita hidup di kampus terbuka. Mau baca apa saja
dan diskusi apa saja terbuka. Janganlah kampus diperkecil," imbuhnya.
Komaruddin mengaku tak mengetahui jalan cerita pelarangan
buku Anas. Mungkin saja, kata dia, pelarangan buku ini bagian dari promosi.
"Kalau ada buku yg dilarang, sama saja itu sebuah promosi. Atau itu
maksudnya? Aku sendiri tdk tahu ceritanya," tulisnya di akun twitternya.
Lebih lanjut, ia menyebut pemberitaan pemberitaan tersebut merupakan berita lebay. "Berita larangan bedah buku di UIN itu lebay. Mungkin soal teknis. Hari gini kok melarang bedah buku.Di lorong2 kampus mhsw bebas," ujarnya.
(Adit)