Berita Terbaru:
Home » » Masihakah Kau Kembali Berkicau?

Masihakah Kau Kembali Berkicau?

Written By angkringanwarta.com on Saturday, September 21, 2013 | 15:29

Oleh Purnomo*
       
Entah lantaran panik atau apa? Pemilik akun twitter, @komar_hidayat beberapa kali berkicau soal keluhan Ma’mun Nurod Al Barbasy pada salah satu media massa, yang menyesalkan sikap UIN Jakarta yang melarang mahasiswa menyelenggarakan bedah buku karanya, ' Anas Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas.' silakan klik 

Pemilik akun ini yang diduga merupakan rektor UIN Jakarta menyanggah pemberitaan tersebut. Ia menegaskan, pihaknya tak pernah melarang setiap mahasiswanya mengkaji beberapa pemikiran atau pun melarang membahas buku apa pun. "Setahu saya di UIN Jakarta tak ada larangan bahas buku apapun. Bahkan di Fakultas Ushuluddin (FU) pemikiran atheisme yang anti agama bahkan jadi mata kuliah.Termasuk faham Ahmadiyah," kicaunya lagi.

Dia kembali menegaskan, Fakultas Ushuluddin mempelajari setiap agama, filsafat, dan mazhab. "Di FU Jurusan Perbandingan Agama, berbagai agama, filsafat dan mazhab pemikiran dipelajari sbg kajian ilmiah," imbuhnya. "Kita hidup di kampus terbuka. Mau baca apa saja dan diskusi apa saja terbuka. Janganlah kampus diperkecil," imbuhnya.

Twitter boleh berkicau tentang apa pun, baik membantah atau membenarkannya atau mengagap apa yang terjadi hanyalah persoalan teknis saja, maka tak perlu dibesar-besarkan.

Lantas bagaimana dengan kasus yang dialami panitia dari Komunitas Mahasiswa (KM) yang  bekerjasama dengan salah satu struktur organisasi tertinggi Mahasiswa  (KMU)  UIN Jakarta, pada acara mengenang dan membedah pemikiran sastrawan besar Indonesia, Pramoedya ananta Toer?

Lelarangan itu terjadi jauh terjadi sebelum adanya berita kekecewaan Ma’mun. Peristiwa yang terjadi sekitar tahun 2009 masih begitu terasa. Para panitia hingga kini belum mengetahui secara pasti apa yang melatar belakangi pihak kampus mempersulit rizin hingga pembatalan acara tersebut.

Benarkah sulitnya izin dan bahkan terkesen melarang terlaksana acara tersebut lantaran dapat mengganggu jalannya pemilu kampus (pemilihan BEM).

Sulitnya izin sebuah acara juga dirasakan panitia 'Semalam Bersama Gus Dur' yang diselenggarakan dari beberapa organisasi belbagai oraganisasi teramasuk BEM Fakulatas.

Akibatnya, acara yang dilaksankan sekitar akhir Desember 2009 nyaris gagal. Hal ini membuat sejumlah panitia sepakat untuk mendatangi ruang Pembantu Rektor (Purek) III kemahasiswaan UIN Jakarta. 

Memang pada akhirnya Purek bersedia memberikan izin setelah melewati perdebatan cukup panjang dengan beberapa kesepakatan antara panitia dengan Purek itu sendiri.

Adapun salah satu kesepakatan, yakni acara tersebut dengan berbagai persayaratan. Salah satunya, yakni acara harus selesai sebelum jam 00.00 WIB.  

*Penulis adalah pemerhati Twitter






Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta